Pemahaman mengenai seksualitas pada anak dapat dibentuk dalam keluarga melalui orangtua khususnya ibu sebagai fondasi pendidikan utama bagi anak-anaknya. Dengan melakukan komunikasi antarpribadi ibu dengan anak tentang seks dapat memberikan pemahaman dan membantu mencegah penyimpangan seks pada anak. Penelitian ini mengkaji bagaimana komunikasi antarpribadi yang terjadi antara ibu-anak tentang seks dan bagaimana sikap anak terhadap kebebasan seks di RW 07 Kelurahan Gandaria Utara, Kecamatan Kebayoran Baru Jakarta Selatan. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara akademis bagi mahasiswa untuk menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai komunikasi antarpribadi dan sikap anak di dalam masyarakat. Secara metodologis diharapkan dapat menambah pemahaman dalam penelitian kuantitatif dengan dua konsep variabel dan secara praktis dapat menjadi tolak ukur bagi masyarakat dalam kegiatan pencegahan penyimpangan seksualitas di kalangan anak. Pada penelitian ini penulis menggunakan teori komunikasi yaitu Stimulus-Organisme-Response atau S-O-R yang menjelaskan komunikasi ibu (sebagai stimulus) dengan anak tentang seks (Organisme) dan sikap anak terhadap kebebasan seks (Response). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian eksplanatif. Operasionalisasi konsep pada variabel X yaitu Komunikasi Antarpribadi Ibu-Anak tentang Seks dan variabel Y yaitu Sikap Anak terhadap Kebebasan Seks. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan wawancara sebagai pelengkap data dalam proses penelitian. Populasi penelitian adalah anak perempuan usia 13 sampai 23 tahun di RW 07 Kelurahan Gandaria Utara, Kecamatan Kebayoran Baru Jakarta Selatan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu purposive sampling. Besarnya sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan rumus Taro Yamane dan hasilnya sebanyak 54 orang. Hasil penelitian berdasarkan Spearman?s Rho Rank-Order Correlations, diketahui bahwa terdapat hubungan negatif antara komunikasi antarpribadi ibu¬anak dan sikap anak terhadap kebebasan seks. Koefisien korelasi (r) -0,590 dan signifikansinya 0,01. Maka dapat disimpulkan bahwa, semakin efektif komunikasi antarpribadi ibu-anak tentang seks, maka sikap anak terhadap kebebasan seks akan semakin rendah.