Abstrak
Film sebagai salah satu media massa yang tentunya memiliki tanggung jawab menampilkan film-film yang jujur dan berani. Dalam film terkandung fungsi informatif, edukatif, dan persuasif. Hal ini menarik perhatian penulis untuk melihat bagaimana praktik korupsi di tampilkan dalam film Negeri Tanpa Telinga dengan menggunakan analisis framing, dan mengetahui apasajakah faktor-faktor yang mempengaruhi kritik terhadap praktik korupsi dalam film Negeri Tanpa Telinga. Penelitian ini menggunakan teori konstruksi sosial atas realitas, untuk melihat bagaimana penggambaran kritik terhadap praktik korupsi oleh sutradara. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis teks media, yaitu analisis framing model William Gamson dan Andre Modigliani yang banyak menekankan penandaan dalam bentuk simbolik, secara tidak langsung mengarahkan perhatian khalayak melalui elemen-elemen yang digunakan yaitu metaphors, catchphrases, exemplar, depiction, roots, appeals to principle, dan consequences. Hasil penelitian ini, dalam mengkonstruksi wacananya, Film Negeri Tanpa Telinga cenderung mengarahkan dan menonjolkan bagaimana praktik korupsi dikalangan pejabat publik, menggunakan uang dan perempuan yang dijadikan skandal seks, serta bagaimana gaya hidup mewah pejabat publik yang menyebabkan mereka melakukan korupsi. Isi pesan dalam film Negeri Tanpa Telinga mengajarkan masyarakat untuk lebih perduli dengan lingkungan sekitar. Dan untuk menanamkan nilai-nilai keadilan serta kejujuran dalam diri manusia agar tidak melakukan praktik korupsi. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan menggunakan analisis isi kualitatif dengan semiotik agar memberikan penjelasan mengenai penggambaran kritik terhadap praktik korupsi yang terjadi di kalangan pejabat publik lebih dalam lagi.