Abstrak
Persaingan antara smartphone di Indonesia meliputi produsen lokal serta internasional. Brand Awareness digunakan sebagai tolak ukur bagaimana produk berada di pikiran konsumen. Adanya brand awareness, produsen dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan apa yang ada dalam produknya dan menjadi koreksi ke depannya dalam memasarkan sebuah produk. Peneliti meneliti tentang perbandingan tingkat kesadaran merek (brand awareness) mahasiswa FISIP UHAMKA Jakarta Selatan terhadap smartphone Smartfren Andromx V3s dan Samsung Galaxy Grand Neo. Peneliti menggunakan teori kognitif, dimana teori ini memfokuskan usaha untuk mempelajari bagaimana orang berfikir dan teori brand awareness yang diungkapkan oleh Durianto dan A. Aeker yaitu Unaware Brand, Brand Recognition, Brand Recall dan Top of Mind serta Komunikasi Massa dan Komunikasi Pemasaran Populasi dari penelitian ini adalah mahasiswa FISIP UHAMKA Jakarta Selatan aktif yang berjumlah 442 orang, degan sampel menjadi 220 orang. Pengambilan sampel adalah dengan teknik stratified sampling berdasarkan jenis pekerjaan dan jenis kelamin. Hasil dari penelitian menunjukan skor kesadaran merek mahasiswa FISIP UHAMKA Jakarta Selatan terhadap smartphone Smartfren Andromax V3s adalah 2.214, dan skor 2.381 untuk Samsung Galaxy Grand Neo. Menurut kategori skor dalam kesadaran merek, mahasiswa FISIP UHAMKA Jakarta Selatan berada pada tingkatan Brand Recall dan produk Apple (iPhone) menempati posisi Top of Mind (35,9%) sebagai ponsel pertama kali yang disebutkan mahasiswa, serta Samsung pada posisi kedua dan Smartfren pada posisi kelima. Hasilnya pada brand awareness, produk smartphone Samsung Galaxy Grand Neo lebih populer ketimbang smartphone Smartfren Andromax V3s.