Abstrak
Jumlah remaja yang banyak merupakan aset bangsa namun bisa menjadi masalah bila tidak dibina dengan baik. Membanjirnya arus informasi tentang seksualitas akan berdampak terhadap perilaku seksualitas remaja karena itu, Direktorat Ketahanan Remaja Badan Kependudukan dan keluarga Berencana Nasional (Dithanrem BKKBN) mengajak remaja menjauhi perilaku seks pra nikah dan menggunakan Napza (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif) agar tidak terinfeksi HIV dan AIDS dengan melaksanakan kampanye. Penelitian ini mengkaji kampanye Dithanrem BKKBN tentang Program Generasi Berencana (Genre), dengan menggunakan paradigma konstruktivis. Dithanrem BKKBN dalam melaksanakan Program Generasi Berencana melakukan kampanye melalui komunikasi publik dan peneliti menggunakan teori persuasi. Hasil penelitian menunjukkan (1) dalam membuat Program Genre Dithanrem BKKBN hanya melakukan tiga tahapan, yaitu meneliti dan mendengarkan, merencanakan dan memutuskan, serta mengkomunikasikan dan melaksanakan. (2) dari Tujuh teknik yang dikemukakan oleh Rosady Ruslan Dithanrem BKKBN hanya melakukan enam teknik, yaitu partisipasi, asosiasi, integratif, ganjaran, icing technique, dan memperoleh empati. (3) tujuh factor penunjang yang dikemukakan oleh Rice dan Atkin, seluruhnya digunakan dalam Kampanye Program Genre. Pada Penelitian berikutnya diharapkan dapat meneliti Kampanye Program Genre hingga ke tingkat efektivitas dengan mengunakan pendekatan kuantitatif, agar hasil penelitian mengenai kampanye program genre dapat lebih maksimal dan menyempurnakan penelitian sebelumnya.