Abstrak
Saat ini perkembangan film di Indonesia sudah cukup pesat. Sejak 2002 film Indonesia telah mulai bergerak kembali. Beberapa film bahkan sangat disukai oleh masyarakat dengan jumlah penonton yang sangat banyak. Sebut saja, Ada Apa Dengan Cinta, yang membangkitkan kembali industri film Indonesia. Dari sekian banyak film yang beredar adalah mengenai film yang beredar di bioskop-bioskop, salah satunya film bercerita horor yang sedang naik daun, marak dibicarakan tentang isi film tersebut dan pastinya hampir selalu ada di bioskop-bioskop. Seringnya kemunculan tayangan-tayangan film di bioskop yang semakin variatif dengan muncul film horor yang berisi pornografi menampilkan adegan-adegan pornografi yang seharusnya tidak ada, ini rentan terhadap perilaku remaja. Pada penelitian ini penulis akan membahas mengenai persepsi menggunakan teori perbedaan individu, kategory sosial, dan perbedaan persepsi yang ditimbulkan oleh penonton terhadap pornografi dalam film horor Indonesia yang ditayangkan di bioskop. Guna mengetahui apa-apa saja persepsi dan mengetahui perbedaan persepsi antara laki-laki dan perempuan. Peneliti tertarik meneliti ?Persepsi Siswa SMA Sudirman Terhadap Pornografi Dalam Film Horor Indonesia Yang Ditayangkan Di Bioskop 21 Cineplex?. Sedangkan metode yang digunkan adalah metode kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah Siswa SMA Sudirman Jakarta Timur yang masih terdaftar dan aktif sebanyak 563 orang, dengan jumlah sample 234 orang. Dari hasil men whitney test, dapat disimpulkan hipotesis diterima, yaitu terdapat perbedaan persepsi antara perbedaan jenis kelamin terhadap pornografi dalam film horor Indonesia yang ditayangkan di Bioskop 21 Cineplex. Laki-laki tidak beranggapan bahwa adegan pornografi dalam film horor bagian dari pornografi, dan perempuan beranggapan adegan pornografi dalam film horor bagian dari pornografi. Pada kesimpulan penelitian ini siswa laki-laki SMA Sudirman sudah biasa melihat adegan pornografi mempunyai akses yang lebih mudah sedangkan perempuan menjauhkan akses dari pornografi dan mempunyai akses lebih kecil.Laki-laki tidak beranggapan bahwa adegan pornografi dalam film horor bagian dari pornografi, dan perempuan beranggapan adegan pornografi dalam film horor bagian dari pornografi.