Abstrak
Rumah sakit merupakan suatu organisasi yang berfungsi menyelenggarakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dalam memberikan pelayanan tersebut tidak terlepas dari peran penting profesi perawat. Perawat merupakan salah satu kunci keberhasilan pelayanan terhadap pasien, karena perawat merupakan tenaga kesehatan yang pertama kali dan paling lama berhubungan atau berinteraksi dengan pasien. Salah satu kunci keberhasilan pelayanan perawat terhadap pasien adalah dengan komunikasi. Komunikasi yang baik akan menciptakan hubungan saling percaya, sehingga berdampak pada peningkatan status kesehatan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teori komunikasi antarpribadi dan teori pengungkapan diri. Asumsi dari teori ini adalah semakin kita membuka diri, semakin orang lain percaya kepada kita dan mau membuka dirinya juga kepada kita sehingga terjadi komunikasi yang intim. Penelitian ini menggunakan metodologi kuantitatif dengan jenis penelitian survei deskriptif. Instrumen pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner sebagai metode survei. Populasi dari penelitian ini adalah pasien rawat inap di rumah sakit PELNI. Teknik sampel yang digunakan yaitu proporsional cluster sampling (sampling klaster), sedangkan untuk menentukan ukuran sampel menggunakan rumus Slovin sehingga dapat ditentukan sampel yang digunakan adalah 59 orang. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa perbedaan tingkat pendidikan serta perbedaan kelas perawatan memberikan penilaian yang sama terhadap kualitas komunikasi antarpribadi perawat dengan pasien rawat inap di rumah sakit Pelni. Kualitas komunikasi antarpribadi perawat dengan pasien rawat inap di rumah sakit PELNI adalah tinggi, sehingga perlu dipertahankan untuk menghindari kemungkinan terjadinya konflik antara perawat dan pasien