Abstrak
Jakarta adalah salah satu kota besar di Indonesia. Peran pemerintah sangat penting dalam menyediakan fasilitas umum dan layanan umum, namun saat pelaksanaannya terkadang membuat masyarakat kecewa. Program Bibir Jakarta di radio CBB 105,4 FM adalah program informasi yang dapat menampung keluhan-keluhan masyarakat terhadap fasilitas umum dan layanan umum khususnya di daerah Jabodetabek, serta mengangkat topik isu-isu yang kontroversial. Namun terkadang isi siarannya tidak sesuai dengan format siaran, karena hanya menampung opini masyarakat dan tidak ada narasumber yang dapat mengklarifikasi. Bahkan terkadang penyiar lebih banyak beropini. Padahal dalam Kode Etik Penyiaran, opini penyiar bisa mengandung unsur keberpihakan. Penelitian ini ingin mengetahui konsep keberimbangan isi siaran dan faktor-faktor yang melatarbelakangi proses produksi program Bibir Jakarta edisi April 2010. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis. Teori yang digunakan yaitu teori tanggung jawab sosial, teori organisasi dan teori kebenaran korespodensi. Teori¬teori ini digunakan sebagai alat atau landasan untuk menganalisis konsep keberimbangan isi siaran program Bibir Jakarta dengan konsep isi siaran dalam pasal 36 ayat 4 dan 6 UU. RI. No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran dan konsep netral dan berimbang dalam pasal 42 ayat 1 dan 2 dalam Standar Program Siaran yang ditentukan oleh Komisi Penyiaran Indonesia. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Metode pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Metode analisis data menggunakan analisis isi kualitatif. Penggunaan informan dilakukan untuk memperkuat data yang telah diperoleh melalui analisis isi kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian, isi siaran Bibir Jakarta edisi April 2010 secara umum tidak berimbang karena pihak-pihak yang berkepentingan dengan topik yang diangkat tidak diberi kesempatan berbicara oleh radio CBB. Konsep keberimbangan isi siaran yang diterapkan radio CBB dengan KPI berbeda, menurut radio CBB konsep keberimbangan dalam program Bibir Jakarta selama April 2010 cukup dengan menyuarakan opini masyarakat dan sumber informasi cukup dari surat kabar dan internet. Faktor alat yang tidak berfungsi dengan baik untuk berhubungan dengan narasumber secara on-air menjadi salah satu penyebab tidak ditampilkannya narasumber. Sekalipun demikian, justru ketidakhadiran narasumber membuat respon dari pendengar semakin meningkat dan demi kenyamanan penyiarnya dalam membawakan acara tersebut, membuat keinginan memperbaiki alat tersebut akhirnya diurungkan.