Abstrak
SMA Muhammadiyah 25 adalah salah satu lembaga pendidikan berbasis Islam yang memperhatikan masalah seksualitas pada siswinya lewat pelajaran keputrian. Dalam pelajaran ini, diharapkan siswi dapat mengetahui masalah seksualitas pada perempuan dan menjaga dirinya dari berbagai penyimpangan seksualitas. Fungsi lembaga pendidikan tersebut dalam mencegah penyimpangan seksualitas pada anak dikembalikan lagi pada fungsi edukatif bagi orangtua dalam mendidik anak-anaknya. Karena bagaimanapun, keluarga adalah sarana pendidikan pertama yang diterima oleh anak sejak lahir. Dalam keluarga, pemahaman mengenai seksualitas pada anak dapat dibentuk oleh orangtua khususnya ibu sebagai fondasi pendidikan utama bagi anak-anaknya. Komunikasi ibu dengan anak tentang seks dapat menentukan arah pemahaman seksualitas dan dapat membantu mencegah penyimpangan seksualitas itu sendiri pada anak. Penelitian ini mengkaji bagaimana komunikasi yang terjadi antara ibu-anak tentang seks dan bagaimana kognisi seks anak perempuan atau siswi di SMA Muhammadiyah 25. Penelitian ini diharapkan dapat membawa manfaat secara akademis bagi mahasiswa untuk menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai komunikasi antarpribadi dan kognisi seks di suatu lembaga pendidikan menengah atas berbasis islam. Secara metodologis diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pemahaman dalam penelitian kuantitatif dengan dua konsep variabel, dan secara praktis dapat menjadi tolak ukur dan masukan bagi pihak SMA Muhammadiyah 25 Pamulang dalam menjalankan kegiatan pencegahan seksualitas menyimpang di kalangan pelajar. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teori komunikasi khususnya komunikasi antarpribadi dengan model komunikasi ABX Newcomb yang menjelaskan komunikasi ibu(A) dengan anak(B) tentang seks(X). Teori lainnya adalah kognitif yang mempermasalahkan bagaimana seseorang memperoleh suatu pengetahuan dan pemahaman dirinya. Hubungan teori Newcomb dan kognitif adalah, pendapat Newcomb bahwa interaksi antarpribadi sangat bergantung atas kognisi manusia. Setiap orang memiliki kognisi yang sesuai dengan orientasinya terhadap objek lain di luar dirinya. Orientasi ini menggambarkan hubungan seseorang dengan objek lain di luar dirinya yang meliputi hubungan langsung dan menyangkut perhatian tertentu. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian eksplanatif. Pengumpulan data lewat kuesioner dan wawancara sebagai pelengkap data dalam proses penelitian. Populasi penelitian adalah siswi SMA Muhammadiyah 25 Pamulang dari kelas X sampai dengan kelas XII. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu sampel probabilitas dengan teknik random sampling. Besarnya sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan rumus Yamane dan hasilnya adalah sebanyak 63 orang. Hasil penelitian berdasarkan uji korelasi Pearson?s Correlation (Product Moment), diketahui bahwa terdapat hubungan antara komunikasi ibu-anak tentang seks dengan kognisi seks anak. Koefisien korelasi (r) 0,629 dan signifikansinya 0,01 (pada tabel 4.83). Komunikasi ibu-anak tentang seks tergolong efektif dengan dengan persentase 41,3%, kognisi anak tentang seks tergolong tinggi dengan persentase 46%. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa, semakin efektif komunikasi antarpribadi ibu-anak tentang seks maka mengakibatkan kognisi anak tentang seks tinggi searah seperti ibunya.