Tesis ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kondisi
uterus, penyakit ibu, psikososial dan demografi dengan kejadian persalinan preterm berat badan lahir rendah di Indonesia. Penelitian ini bersifat kuantitatif, menggunakan desain penelitian cross sectional dengan mengolah data Riskesdas 2013. Populasi penelitian adalah seluruh rumah tangga yang mewakili 33 provinsi di Indonesia, sedangkan sampelnya adalah perempuan yang pernah melahirkan berjumlah 2.768 responden. Pengolahan dan analisis data menggunakan uji chi square dan regresi logistik ganda. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kejadian persalinan preterm berat badan lahir rendah di Indonesia sebesar 14%. Analisa bivariat menunjukkan pada faktor kondisi uterus yang berhubungan dengan kejadian persalinan preterm berat badan lahir rendah adalah riwayat abortus dan riwayat kehamilan kembar (p < 0,05). Pada faktor penyakit ibu menunjukkan hipertensi, penyakit jantung, penyakit ginjal, diabetes mellitus dan penyakit infeksi dalam kehamilan dinyatakan bahwa tidak memiliki hubungan dengan persalinan preterm berat badan lahir rendah. (p > 0,05). Pada faktor psikososial menunjukkan pekerja berat ada hubungan dengan kejadian persalinan preterm berat badan lahir rendah (p < 0,05), sedangkan status perkawinan, perokok, (aktif dan pasif) dan paritas dinyatakan tidak berhubungan. Pada faktor demografis menunjukkan ada
hubungan antara usia ibu dan pemeriksaan hamil (ANC) dengan kejadian persalinan
preterm berat badan lahir rendah adalah (p < 0,05) sedangkan pendidikan ibu tidak ada hubungan (p > 0,05). Analisa multivariat menunjukkan bahwa kehamilan kembar
merupakan faktor risiko yang paling dominan berhubungan dengan kejadian persalinan preterm berat badan lahir rendah (OR = 2.394). Hasil analisa Riskesdas 2013 dapat menunjukkan diperlukannya kebijakan batas usia perkawinan untuk mempersiapkan sistem reproduksi wanita dalam proses kehamilan baik secara fisik maupun psikologis, sehingga dapat mengurangi kejadian persalian preterm berat badan rendah
|