Abstrak  Kembali
Prawita Kartika Sari, Pengaruh Iklim Organisasi dan Motivasi Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Guru SDN Binaan Batu Ampar – Cililitan, Kecamatan Kramat Jati Jakarta Timur. Tesis. Program Studi Magister Administrasi Pendidikan, Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA. Februari 2014. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang pengaruh iklim organisasi dan motivasi kerja terhadap kepuasan kerja guru di SDN Binaan Batu Ampar – Cililitan, Kecamatan Kramat Jati Jakarta Timur. Hipotesis yang diuji adalah (1) terdapat pengaruh langsung positif iklim organisasi terhadap kepuasan kerja guru, (2) terdapat pengaruh langsung positif motivasi kerja terhadap kepuasan kerja guru, dan (3) terdapat pengaruh langsung positif iklim organisasi terhadap motivasi kerja guru. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif survey, dimana populasinya adalah seluruh guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang bertugas di Sekolah Dasar Negeri Binaan Batu Ampar – Cililitan yang berjumlah 149 orang. Kemudian dengan rumus Slovin didapat sampel yang berjumlah 108 orang guru yang diambil dengan metode Proportionate Random Sampling. Sebanyak 30 orang guru dijadikan sampel ujicoba yang diambil dari populasi namun diluar sampel penelitian. Hasil penelitian menemukan bahwa : Pertama, terdapat pengaruh positif iklim organisasi (X1) terhadap kepuasan kerja guru (X3), iklim organisasi dan kepuasan kerja sebesar 0,372. Dengan nilai koefisien thitung sebesar 4,13 > ttabel sebesar 2,36 pada α = 0,01 sehingga dengan demikian dapat dinyatakan bahwa korelasi antara X1 dan X3 sangat signifikan dan pada persamaan regresi 3 Xˆ = 59,07 + 0,47 X1, koefisien jalur iklim organisasi terhadap kepuasan kerja sebesar 0,236 ini artinya bahwa penciptaan iklim organisasi yang lebih baik akan mengakibatkan peningkatan kepuasan kerja guru. Oleh karena itu hendaknya para guru dapat bekerja sama menciptakan iklim organisasi yang kondusif dan nyaman demi terciptanya kepuasan kerja yang tinggi. Kepala sekolah juga mempunyai peran penting dalam menciptakan suasana atau iklim kerja kepada bawahannya dalam hal ini guru. Kedua, terdapat pengaruh positif motivasi kerja (X2) terhadap kepuasan kerja guru (X3), dengan Korelasi antara motivasi kerja dengan kepuasan kerja sebesar 0,392. Dengan nilai koefisien thitung sebesar 4,39 > ttabel sebesar 2,36 pada α = 0,01 sehingga dengan demikian dapat dinyatakan bahwa korelasi antara X2 dan X3 sangat signifikan dan pada persamaan regresi 3 Xˆ = 59,96 + 0,53 X2, koefisien jalur motivasi kerja terhadap kepuasan kerja sebesar 0,276 ini berarti perbaikan tingkat motivasi kerja guru akan mengakibatkan peningkatan kepuasan kerja guru. Oleh karena itu, seluruh individu guru yang tergabung dalam organisasi harusnya mampu meningkatkan motivasi kerjanya dengan banyak cara agar mampu menciptakan kepuasan kerja yang tinggi. Motivasi ini terbentuk secara berbeda-beda antara guru yang satu dengan guru yang lain. Ketiga, terdapat pengaruh positif iklim organisasi (X1) terhadap motivasi kerja guru (X2), dengan korelasi antara iklim organisasi dengan motivasi kerja sebesar 0,492. Dengan nilai koefisien thitung sebesar 5,82 > ttabel sebesar 2,36 pada α = 0,01 sehingga dengan demikian dapat dinyatakan bahwa korelasi antara X1 dan X2 sangat signifikan dan pada persamaan regresi 2 Xˆ = 66,31 + 0,46 X1, koefisien jalur iklim organisasi terhadap motivasi kerja sebesar 0,492 ini artinya perbaikan kondisi iklim organisasi akan mengakibatkan peningkatan motivasi kerja guru. Dengan pengaruh yang cukup besar ini, maka usaha dan kemampuan guru dalam menciptakan iklim organisasi harus dipertahankan dan akan semakin baik jika ditingkatkan untuk kepentingan meningkatkan motivasi kerja guru.