Abstrak  Kembali
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku kesehatan reproduksi siswa SMA Negeri dengan pendidik sebaya dan tanpa pendidik sebaya. Pendidik sebaya adalah siswa yang berkomitmen dan memiliki motivasi yang tinggi sebagai nara sumber kelompok remaja sebayanya, telah mengikuti pelatihan dan orientasi pendidik sebaya dengan menggunakan panduan kurikulum dan modul pelatihan yang disusun oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Penelitian ini menggunakan metode cross-sectional pada dua SMA Negeri yang memiliki program pendidik sebaya dan yang tidak memiliki program pendidik sebaya, dengan jumlah sampel 152 siswa pada kelas XI dan XII dari 937 populasi. Cara pengambilan sampel adalah dengan simple random sampling. Analisis data menggunakan T test independent dan non parametric test Mann Whitney. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan rata-rata yang signifikan (p<0,05) pada tingkat pengetahuan siswa mengenai kesehatan reproduksi, dimana tingkat pengetahuan siswa pada SMA yang memiliki pendidik sebaya lebih tinggi dibandingkan dengan siswa pada SMA yang tidak memiliki pendidik sebaya. Ada perbedaan rata-rata yang signifikan (p<0,05) pada variabel tingkat kelas, peran orangtua, dan peran guru pada sikap siswa terhadap kesehatan reproduksi. Sikap siswa terhadap kesehatan reproduksi pada kelas XII memiliki skor lebih tinggi dibandingkan dengan kelas XI. Skor sikap siswa terhadap kesehatan reproduksi lebih tinggi pada siswa dengan orangtua dan guru yang berperan. Ada perbedaan rata-rata yang signifikan (p<0,05) pada jenis kelamin terhadap perilaku kesehatan reproduksi siswa, dimana jenis kelamin laki–laki memiliki skor perilaku yang lebih rendah (lebih rentan) dari pada jenis kelamin perempuan. Penelitian ini menunjukkan adanya program pendidik sebaya dapat meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku siswa terhadap kesehatan reproduksi. Direkomendasikan agar pemerintah dan sektor terkait agar terus meningkatkan kegiatan yang berbasis pada remaja, termasuk program pendidik sebaya