Marlin Baok, Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kompetensi Guru
terhadap Motivasi Kerja Guru Di Sekolah Menengah Kejuruan Swasta Wilayah
Kebayoran Lama Jakarta Selatan. Tesis, Jakarta: Sekolah Pascasarjana Universitas
Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA, Jakarta, 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji Pengaruh Kepemimpinan Kepala
Sekolah dan Kompetensi Guru terhadap Motivasi Kerja Guru Di Sekolah Menengah
Kejuruan Swasta Wilayah Kebayoran Lama Jakarta Selatan.
Hipotesis penelitian; (1) Terdapat Pengaruh langsung positif Kepemimpinan
Kepala Sekolah terhadap Motivasi Kerja Guru, (2) Terdapat Pengaruh langsung positif
Kompetensi Guru terhadap Motivasi Kerja Guru, (3) Terdapat Pengaruh langsung
positif Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kompetensi Guru.
Penelitian ini menggunakan metode survei dengan pendekatan korelasional
dengan populasi terdiri dari 134 Guru di Sekolah Di Sekolah Menengah Kejuruan
Swasta Wilayah Kebayoran Lama Jakarta Selatan, yang tersebar di 12 Sekolah Di
Sekolah Menengah Kejuruan Swasta Wilayah Kebayoran Lama Jakarta Selatan, dipilih
dengan proporsional random sampling, dengan jumlah 100 guru. Data dikumpulkan
dengan menggunakan angket untuk mengukur Kepemimpinan Kepala Sekolah,
Kompetensi Guru dan Motivasi Kerja Guru.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa; pertama, terdapat pengaruh langsung
positif Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Motivasi Kerja Guru dapat diterima,
hal ini dapat diketahui dengan hasil perhitungan uji t dimana th > tt (9,087 > 1,67). Dan
berdasarkan hasil perhitungan rumus product moment, koefisien korelasi koefisien jalur
(p31 = 0,427) pada α = 0,05, bahwa rh > rt (0,676 > 0,195) artinya dapat dikatakan bahwa
terdapat pengaruh langsung positif Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Motivasi
Kerja Guru, dengan koefisien determinasi sebesar r2
13 = 0,457. Hal ini berarti sebesar
45,7% variasi Motivasi Kerja Guru (X3) dipengaruhi oleh Kepemimpinan Kepala
Sekolah (X1). Kedua, terdapat pengaruh langsung positif Kompetensi Guru terhadap
Motivasi Kerja Guru dapat diterima, hal ini dapat diketahui dengan hasil perhitungan uji t dimana th > tt (8,571 > 1,67). Dan berdasarkan hasil perhitungan rumus product
moment, koefisien korelasi koefisien jalur (p32 = 0,357) pada α = 0,05, bahwa rh > rt
(0,655 > 0,195) artinya dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh langsung positif
Kompetensi Guru terhadap Motivasi Kerja Guru, dengan koefisien determinasi sebesar
r2
13 = 0,428. Hal ini berarti sebesar 42,8% variasi Motivasi Kerja Guru (X3)
dipengaruhi oleh Kompetensi Guru (X2). Ketiga, terdapat pengaruh langsung positif
Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kompetensi Guru dapat diterima, hal ini dapat
diketahui dengan hasil perhitungan uji t dimana th > tt (9,681 > 1,67). Dan berdasarkan
hasil perhitungan rumus product moment, koefisien korelasi bahwa rh > rt (0,699 >
0,195) artinya dapat dikatakan koefisien jalur (p21 = 0,699) pada α = 0,05, bahwa
terdapat pengaruh langsung positif Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap
Kompetensi Guru, dengan koefisien determinasi sebesar r2
12 = 0,489. Hal ini berarti
sebesar 48,9% variasi Kompetensi Guru (X2) dipengaruhi oleh Kepemimpinan Kepala
Sekolah (X1).
Berdasarkan temuan penelitian di atas, Motivasi Kerja Guru dapat dicapai secara
optimal dengan cara meningkatkan Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kompetensi
Guru. Hal ini bahwa kedua variabel tersebut menjadi 2 (dua) faktor penentu yang
bermakna.
|