Siti Faridah, Evaluasi Kesehatan Sekolah di Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Rangkasbitung Kabupaten Lebak Propinsi Banten ditinjau dari Pendidikan Kesehatan, Pelayanan Kesehatan Sekolah dan Kesehatan Lingkungan. Tesis, Jakarta: Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Prof.Dr.HAMKA, 2013. Evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui status kesehatan sekolah, di SMP N 3 Rangkasbitung Kabupaten Lebak, propinsi Banten, ditinjau dari keberhasilan penyelenggaraan pendidikan kesehata, pelayanan kesehatan dan kesehatan lingkungannya. Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 3 Rangkasbitung, karena sekolah tersebut telah beberapa kali berhasil meraih juara dalam lomba Sekolah Sehat. Evaluasi kesehatan sekolah ini difokuskan pada : 1) Evaluasi kontek: evaluasinya adalah Apakah kesehatan sekolah telah terselenggara sesuai dengan standar 2) Evaluasi Input: evaluasi diarahkan pada : ratio dan kualifikasi ketenagaan, rancangan kurikulum, sarana dan prasarana kesehatan sekolah. 3) Evaluasi Proses: Rencana Kegiatan, jenis kegiatan, indikator keberhasilan dan kendala yang dihadapi dalam penyelenggaraan kegiatan 4) Evalausi Produk: dalam penelitia ini evaluasi hanya diarahkan pada: pengetahuan, perilaku siswa dan respon Orangtua siswa Berdasarkan fokus evaluasi seperti tersebut di atas, maka cakupan evaluasi meliputi standarisasi, ketenagaan, sarana prasarana, kegiatan yang dilaksanakan ngetahuan siswa, perilaku siswa serta respon oangtua siswa. Dalam evaluasi kesehatan sekolah ini, model yang dipergunakan adalah model CIPP (Contect Input Proces Product), sedangkan metoda yang digunakan dalam mengevalusi ke-empat focus evaluasi tersebut adalah metoda campuran, yaitu Interview, Observasi jenis Non Participant Observation, Studi dokumentasi, dan Kuesioner. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan : 1).Evaluasi Kontek: Berdasarkan standar yang dipergunakan diketahui bahwa konsep kesehatan sekolah di SMP N 3 Rangkasbitung, telah sesuai dengan standar. 2).Evaluasi Input: a. Kualifikasi dan ratio ketenagaan, belum tersedia dengan memadai. b. Kurikulum KTSP telah dikembangkan, dengan mengambil tata boga dan kesehatan lingkungan sebagai mata pelajaran muatan lokal, sesuai dengan konsep Model Sekolah sehat. c. Fasilitas kesehatan secara keseluruhan berada pada strata optimal. 3).Evaluasi Proses : kegiatan sebelumnya direncanakan bersama seluruh civitas sekolah. Kegiatan dibagi 3 jenis kegiatan, yaitu ,kegiatan harian, mingguan dan bulanan. 4).Evaluasi Produk : pengetahuan siswa 90% baik, siswa berperilaku sehat, 88%. Respon orangtua 98% merasa puas dan 100% mendukung . Dari hasil penelitian menunjukan bahwa penyelenggaraan program kesehatan sekolah berada pada strata optimal. Dengan demikian maka implikasinya antara lain: 1) Keberhasilan yang sudah dicapai, terus ditingkatkan sampai mencapai strata paripurna. 2) Pemerintah Daerah hendaklah turut aktif memberikan dukungan. 3) Hasil penelitian ini dapat dijadikan motivasi bagi sekolah lain di wilayah kabupaten Lebak khususnya,dankabupaten lain pada umumnya
|