Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, menganalisis dan menguji kebenaran hipotesis. Pertama, apakah terdapat perbedaan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) siswa yang diajar menggunakan metode problem solving dengan yang diajar menggunakan metode ceramah. Kedua, apakah terdapat pengaruh interaksi antara metode pembelajaran dan motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar IPS. Ketiga, apakah terdapat perbedaan antara hasil belajar IPS siswa yang diberi metode pembelajaran problem solving dengan siswa yang diberi metode pembelajaran ceramah pada siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi. Keempat, apakah terdapat perbedaan antara hasil belajar IPS siswa yang diberi metode problem solving dengan siswa yang diberi metode ceramah pada siswa yang memiliki motivasi rendah saat belajar. Hipotesis penelitian ini adalah, Pertama, hasil belajar IPS siswa yang diberi metode problem solving lebih tinggi daripada siswa yang diberi metode ceramah. Kedua, terdapat pengaruh interaksi antara metode pembelajaran dan motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar IPS siswa. Ketiga, hasil belajar IPS siswa yang diberi metode problem solving lebih tinggi daripada siswa yang diberi metode ceramah pada siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi. Keempat, hasil belajar IPS siswa yang diberi metode problem soving lebih rendah daripada siswa yang diberi metode ceramah pada siswa yang memiliki motivasi belajar rendah. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen yang menggunakan randomized control group design dengan rancangan disain faktorial 2X2. Adapun variabel terikat adalah hasil belajar IPS. Variabel pengaruh adalah metode pembelajaran, sedangkan variabel atribut adalah motivasi belajar siswa. Tes hasil belajar IPS siswa dipergunakan untuk menjaring kemampuan kompetensi IPS siswa. Pada penelitian ini dilakukan dua buah perlakuan yaitu pertama, metode pembelajaran menggunakan problem solving sebagai eksperimen dan kedua metode pembelajaran menggunakan ceramah sebagai kontrol. Kuesioner motivasi belajar digunakan untuk menjaring sejauh mana motivasi belajar siswa terhadap pelajaran IPS. Proses sampiling yang digunakan dalam penelitian ini adalah sample random sampling dan penempatan model yang digunakan adalah true model eksperimen. Rendomisasi dilakukan dengan mengambil secara random delapan puluh siswa yang dijadikan sampel. Selanjutnya dibuat menjadi dua kelompok, satu kelompok berjumlah empat puluh siswa dan satu kelompok lagi berjumlah empat puluh siswa, yang nantinya menjadi kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah di undi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pertama, terdapat perbedaan antara hasil belajar siswa yang menggunakan metode problem solving dengan yang menggunakan metode ceramah dengan Fhitung = 4,317 > Ftabel = 4,04 pada taraf signifikansi _ = 0,05, kedua, terdapat pengaruh interaksi antara metode pembelajaran dan motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar IPS dengan Fhitung = 6,030 > Ftabel = 4,00 pada taraf signifikansi _ = 0,05. ketiga, hasil belajar IPS siswa yang diberi metode pembelajaran problem solving lebih tinggi daripada siswa yang diberi metode ceramah pada siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi saat belajar dengan Qhitung = 5,03 > Qtabel = 4,05 pada taraf signifikansi _ = 0,05. keempat, hasil belajar IPS siswa yang diberi metode pembelajaran problem solving tidak memiliki perbedaan signifikan dengan metode ceramah pada siswa yang memiliki motivasi belajar rendah pada saat belajar dengan Qhitung = 0,42 dan lebih kecil dari Qtabel = 4,05. Agar hasil belajar IPS siswa lebih baik maka perlu dilakukan pemilihan metode pembelajaran yang tepat dengan keadaan siswa. Keberadaan guru di kelas sangat penting bagi tumbuhnya motivasi belajar siswa saat belajar, sehingga hasil belajar IPS siswa menjadi lebih maksimal.
|