Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran apresiasi sastra pada mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas V melalui pembelajaran kooperatif tipe jigsaw membaca ke arah pembentukkan karakter. Tindakan yang dilakukan adalah menerapkan tahapan-tahapan model pembelajaran jigsaw membaca yaitu tahap prabaca, membaca, dan pascabaca. Adapun aspek-aspek yang dinilai meliputi aktivitas siswa membuat prediksi bacaan, mencari kata-kata sulit dan maknanya, membuat peta perjalanan tokoh, dan menceritakan kembali dengan menggunakan bahasa sendiri. Melalui aktivitasaktivitas yang terdapat dalam tahapan tersebut berdampak langsung terhadap pembentukan karakter siswa. Penelitian tindakan ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari tiga kali pertemuan. Tindakan siklus I menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw membaca ke arah pembentukkan karakter. Siklus II juga menerapkan tindakan yang sama tetapi menggunakan rancangan yang sudah diperbaiki berdasarkan temuan pada siklus I. Teknik pemantauan yang dilakukan adalah pengamatan partisipasif, wawancara, pengumpulan dan analisis data dokumen yang meliputi hasil unjuk kerja siswa, angket, catatan lapangan, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan teknik deskriptif kualitatif dan kuantitatif secara sederhana yaitu dengan membandingkan nilai rerata. Melalui dua siklus dapat diketahui bahwa melalui pembelajaran kooperatif tipe jigsaw membaca, pembelajaran apresiasi sastra pada pelajaran bahasa Indonesia mengalami peningkatan baik dari segi kualitas hasil dan proses pembelajaran maupun peningkatan dari nilai-nilai pembentukkan karakter. Dari aspek kualitas hasil belajar diketahui bahwa kemampuan apresiasi sastra siswa melalui beberapa tindakan dalam dua siklus mengalami peningkatan. Hal itu dapat dilihat dari unjuk kerja siswa dalam aktivitas membuat prediksi, mencari kata-kata sulit dan maknanya, membuat peta perjalanan tokoh, dan menceritakan kembali dengan menggunakan bahasa sendiri terdapat peningkatan dari hasil rataratanya, pratindak sebesar 5.53 meningkat pada siklus I sebesar 6.50 dan meningkat lagi pada sikus II sebesar 8.22. Perubahan nilai tersebut menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam apresiasi sastra mengalami peningkatan melebihi batas ketuntasan minimal belajar yaitu 7.00. Peningkatan tersebut sekaligus berdampak pada peningkatan nilai-nilai karakter yang sudah mulai berkembang bahkan sudah membudaya pada diri siswa. Kata kunci : Apresiasi Sastra, Pembelajaran Kooperatif, Nilai-nilai Karakter
|