ABSTRAK USMAN. 0808056023 Konjungsi dalam wacana Cerita Pantun Sunda Mundinglaya Di Kusumah Yang Dikisahkan Ajip Rosidi (Suatu Kajian Analisis Wacana) dan Aplikasinya Dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Di Sekolah Menengah Pertama. Secara normatif, cerita Pantun Sunda ?Mundinglaya Di Kusumah? termasuk sastra daerah Jawa Barat yang keberadaannya untuk diperdengarkan. Tapi dalam perkembangan menjadi sastra untuk dibaca. Hal ini dikisahkan oleh Ajip Rosidi. Dengan usaha Ajip Rosidi Mindinglaya Di Kusumah dapat didengar, dibaca bahkan dapat dianalisis. Eksistensi dari Mundinglaya Di Kusumah yang dapat didengar dan dibaca tentu tidak hanya diperuntukan orang yang berbahasa Indonesia atau bangsa Indonesia. Tetapi berlaku untuk pendengar/pembaca berkebangsaan lain. Implementasi pengkajian cerita Pantun Sunda Mundinglaya Di Kusumah di dalam pendidikan bahasa dan Sastra Indonesia khususnya di tingkat sekolah dasar (SMP) diharapkan tidak hanya pengkajian kognitif kesastraan semata, tetapi dapat pula dilakukan pengkajian untuk kompetensi kebahasaan (baca bahasaan). Aspek pengkajian sastra dalam cerita Mundinglaya Di Kusumah dapat dilakukan melalui kajian konjungsi antarkalimat di dalam setiap paragraf. Cara ? cara pengkajian analisis wacana di dalam pembelajaran diharapkan dapat membekali pengetahuan peserta didik agar lebih dapat menyesuaikan diri dengan informasi dan kejiwaannya semakin tersulut untuk berpikir, memecahkan masalah belajar penuh gembira, dan berintegrasi pada eksistensi kebenaran.
|