PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PRORGAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA Tesis, Oktober 2011 Baihaki Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kinerja Petugas TB Paru Dalam Penemuaan Penderita Baru BTA Positif di Puskesmas Kasbupaten Pandeglang Tahun 2011 xii+ 92 halaman, 15 tabel, 4 bagan, 3 lampiran ABSTRAK Di Indonesia Penyakit TBC merupakan masalah utama kesehatan masyarakat dengan prevalensi 2,4 per 1000 penduduk, dan penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit saluran pernafasan pada semua kelompok usia, dan nomor satu dari golongan penyakit infeksi. Kabupaten Pandeglang merupakan salah satu Kabupaten di provinsi Banten dengan jumlah penduduk pada tahun 2010 sebanyak 1.230.123 jiwa, memiliki 36 puskesmas yang sudah menerapkan strategi DOTS dalam program penanggulangan TBC yaitu sejak tahun 1998. Namun demikian bila dilihat dari hasil penemuan penderita baru TBC BTA positif, masih belum mencapai target yang telah ditetapkan sesuai indicator standar pelayanan minimal (SPM), yang erat kaitannya dengan kinerja petugas. Tujuan penelitian ini adalah diperolehnya informasi mengenai kinerja dan faktorfaktor yang berhubungan dengan kinerja petugas TB Paru puskesmas. jenis penelitian kuantitatif dan kualitatif. penelitian kuntitatif menggunakan disain cross sectional. populasinya meliputi seluruh petugas TB Paru se Kabupaten Pandeglang. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi yang dimanfaatkan untuk analisis sebanyak 36 orang. untuk penelitian kualitatif respondennya adalah 9 orang petugas TB Paru untuk FGD dan 3 orang petugas TB Paru serta 3 orang kepala puskesmas yang mewakili 3 wilayah di Kabupaten Pandeglang untuk wawancara mendalam. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara melalui kuesioner, Focus Group Discusion (FGD) dan wawancara mendalam. variabel dependen adalah kinerja dan variabel indipenden meliputi: umur, pendidikan, pengetahuan, masa kerja, pelatihan, motivasi, kepemimpinan, kelengkapan sarana, supervisi dan beban kerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja petugas TB Paru puskesmas masih kurang yaitu sebesar 69,4 % dari 10 variabel yang dianalisis secara bivariat, ada 3 yang variabel yang terbukti bermakna secara statistik yaitu variabel pelatihan, motivasi, dan kepemimpinan. Sedangkan pada analisis multivariat didapatkan bahwa variabel yang paling dominan yang berhubungan dengan kinerja adalah pelatihan. Hasil FGD dan wawancara mendalam bahwa pelatihan masih kurang terutama praktek lapangan, motivasi petugas cukup, sarana masih kurang terutama ruang laboratorium dan ruang periksa, kepemimpinan cukup baik, supervisi masih kurang, dampaknya terhadap kinerja dirasakan sangat kecil dan beban kerja cukup berat, petugas memegang beberapa program, kurang fokus terhadap program TB. Atas dasar hasil analisis Perlu Perlu diadakan pelatihan, refresing dan berbagi pengalaman dengan puskesmas yang berhasil tentang penatalaksanaan program TB Paru dengan strategi DOTS, waktu untuk praktek lapangan lebih diperbanyak lagi dan tempat praktek hendaknya disesuaikan dengan waktu pelayanan TB di puskesmas dimana petugas melaksanakan praktek lapangan. Pimpinan puskesmas diharapkan dapat memperhatikan hal-hal yang dapat meningkatkan motivasi petugas puskesmas misalnya dengan memberikan imbalan kepada petugas yang memiliki kinerja baik, melakukan supervisi secara rutin dan hasil supervisinya disampaikan langsung dan di bahas dalam rapat bulanan bersama hasil supervisi program lain agar kinerja bisa meningkat, melibatkan petugas TB Paru mulai dari perencanaan, penganggaran kegiatan, pelaksanaan program hingga evaluasi, disertai dengan pemberian wewenang yang cukup agar petugas tersebut merasa lebih bertanggung jawab terhadap program yang dipegangnya. dapat membagi habis tugas atau program secara merata kepada staf, sehingga beban kerja tidak memberatkan salah satu petugas. Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang diharapkan lebih meningkatkan sarana untuk memenuhi kebutuhan pengelolaan program TB Paru seperti penambahan ruangan khusus untuk pemeriksaan penderita TB Paru, ruangan laboratorium, reagent dan sebagainya agar kinerja petugas TB Paru lebih baik lagi dan dapat memenuhi kebutuhan tenaga khususnya perawat dan tenaga Laboratorium puskesmas agar beban kerja petugas TB Paru tidak terlalu berat. Daftar Bacaan : 24 (1986-2006)
|