Edi Suhaedi. Pengaruh Penggunaan Alat Peraga dan Gaya Belajar terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SDN Banjarsari 02 Bogor. Tesis. Jakarta: Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA. 2013. Penelitian ini bertujuan untuk menguji besarnya pengaruh penggunaan alat peraga dan gaya belajar terhadap hasil belajar matematika siswa sekolah dasar. Hipotesis yang diajukan adalah (1) Hasil belajar matematika yang diajar dengan menggunakan alat peraga inovatif lebih tinggi daripada siswa yang diajar dengan menggunakan alat peraga konvensional, (2) Hasil belajar matematika siswa yang memiliki gaya belajar mandiri lebih tinggi daripada gaya belajar bergantung, (3) Terdapat interaksi penggunaan alat peraga dan gaya belajar terhadap hasil belajar matematika siswa, (4) Hasil belajar matematika siswa yang diajar oleh guru yang menggunakan alat peraga inovatif lebih tinggi daripada siswa yang diajar oleh guru yang menggunakan alat peraga konvensional pada siswa yang memiliki gaya belajar mandiri, (5) Hasil belajar matematika siswa yang diajar oleh guru yang menggunakan alat peraga konvensional lebih tinggi daripada siswa yang diajar oleh guru yang menggunakan alat peraga inovatif pada siswa yang memiliki gaya belajar bergantung, (6) Hasil belajar matematika siswa yang memiliki gaya belajar mandiri lebih tinggi daripada siswa yang memiliki gaya belajar bergantung pada siswa yang diajar dengan menggunakan alat peraga inovatif, (7) Hasil belajar matematika siswa yang memiliki gaya belajar bergantung lebih tinggi daripada siswa yang memiliki gaya belajar mandiri pada siswa yang diajar dengan menggunakan alat peraga konvensional, (8) Hasil belajar matematika siswa yang memiliki gaya belajar mandiri dan diajar dengan alat peraga inovatif lebih tinggi daripada siswa yang memiliki gaya belajar bergantung dan diajar dengan alat peraga konvensional, (9) Hasil belajar matematika siswa yang memiliki gaya belajar bergantung dan diajar dengan alat peraga inovatif lebih tinggi daripada siswa yang memiliki gaya belajar mandiri dan diajar dengan alat peraga konvensional. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimen. Populasi target adalah siswa Sekolah Dasar di Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor. Sampel diambil sebanyak 80 siswa kelas V dari 481 siswa di SDN Banjarsari 02. Hasil ujicoba instrumen penelitian menunjukkan bahwa keterandalan instrumen tes hasil belajar matematika mempunyai rtt= 0,974, dan instrumen kuesioner gaya belajar siswa mempunyai rtt = 0,961 Analisis data yang digunakan adalah analisis varians 2 jalan. Hasil penelitian menyimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Terdapat perbedaan hasil belajar matematika siswa yang signifikan akibat perbedaan penggunaan alat peraga. Hasil belajar matematika siswa yang diajar oleh guru yang menggunakan alat peraga inovatif lebih tinggi daripada siswa yang diajar oleh guru yang menggunakan alat peraga konvensional. Dari hasil penelitian diperoleh hasil bahwa harga Fhitung lebih dari harga Ftabel, yaitu 48,72 > 7,71, dimana rerata skor hasil belajar siswa yang diajar dengan alat peraga inovatif lebih tinggi daripada rerata skor siswa yang diajar dengan alat peraga konvensional sebesar, yaitu 32,13 > 29,53. 2. Terdapat perbedaan hasil belajar matematika siswa yang signifikan akibat perbedaan gaya beajar siswa. Hasil belajar matematika siswa yang memiliki gaya belajar mandiri lebih tinggi daripada siswa yang memiliki gaya belajar bergantung. Dari hasil penelitian diperoleh hasil bahwa harga Fhitung lebih dari harga Ftabel, yaitu 7,92 > 7,71, dimana rerata skor hasil belajar siswa yang memiliki gaya belajar mandiri lebih tinggi daripada rerata skor siswa yang memiliki gaya belajar bergantung sebesar, yaitu 31,35 > 30,30. 3. Terdapat interaksi penggunaan alat peraga dan gaya belajar terhadap hasil belajar matematika siswa. Dari hasil penelitian diperoleh harga Fhitung lebih besar dari harga Ftabel, yaitu 7,95 > 7,71. 4. Hasil belajar matematika siswa yang diajar oleh guru yang menggunakan alat peraga inovatif lebih tinggi daripada siswa yang diajar oleh guru yang menggunakan alat peraga konvensional pada siswa yang memiliki gaya belajar mandiri. Dari uji lanjut dengan uji Dunnet diperoleh harga Thitung lebih dari harga Ttabel, yaitu 14,62 > 2,13 dimana rerata skor hasil belajar siswa yang memiliki gaya belajar mandiri dan diajar dengan alat peraga inovatif lebih tinggi daripada rerata skor siswa yang diajar dengan alat peraga konvensional yaitu 35,15 > 27,55. 5. Hasil belajar matematika siswa yang diajar oleh guru yang menggunakan alat peraga konvensional lebih tinggi daripada siswa yang diajar oleh guru yang menggunakan alat peraga inovatif pada siswa yang memiliki gaya belajar bergantung. Dan uji lanjut dengan uji Dunnet diperoleh harga Thitung lebih dari harga Ttabel, yaitu 4,62 > 2,13, dimana rerata skor hasil belajar siswa yang memiliki gaya belajar bergantung dan diajar dengan alat peraga konvensional lebih tinggi daripada rerata skor siswa yang diajar dengan alat peraga inovatif, yaitu 31,50 > 29,10. 6. Hasil belajar matematika siswa yang memiliki gaya belajar mandiri lebih tinggi daripada siswa yang memiliki gaya belajar bergantung pada siswa yang diajar dengan menggunakan alat peraga inovatif . Dari uji lanjut dengan uji Dunnet diperoleh harga Thitung lebih dari harga Ttabel, yaitu 11,63 > 2,13 dimana rerata skor hasil belajar siswa yang diajar dengan alat peraga inovatif pada siswa yang memiliki gaya belajar mandiri lebih tinggi daripada rerata skor siswa yang memiliki gaya belajar bergantung yaitu 35,15 > 29,10. 7. Hasil belajar matematika siswa yang memiliki gaya belajar bergantung lebih tinggi daripada siswa yang memiliki gaya belajar mandiri pada siswa yang diajar dengan menggunakan alat peraga konvensional. Dari uji lanjut dengan uji Dunnet diperoleh harga Thitung lebih dari harga Ttabel, yaitu 7,60 > 2,13 dimana rerata skor hasil belajar siswa yang diajar dengan alat peraga konvensional pada siswa yang memiliki gaya belajar bergantung lebih tinggi daripada rerata skor siswa yang memiliki gaya belajar mandiri yaitu 31,50 > 27,55. 8. Hasil belajar matematika siswa yang memiliki gaya belajar mandiri dan diajar dengan alat peraga inovatif lebih tinggi daripada siswa yang memiliki gaya belajar bergantung dan diajar dengan alat peraga konvensional. Dari uji lanjut dengan uji Dunnet diperoleh harga Thitung lebih dari harga Ttabel, yaitu 7,20 > 2,13 dimana rerata skor hasil belajar siswa yang diajar dengan alat peraga inovatif pada siswa yang memiliki gaya belajar mandiri lebih tinggi daripada rerata skor siswa yang diajar dengan alat peraga konvensional pada siswa yang memiliki gaya belajar bergantung yaitu 35,15 > 31,50. 9. Hasil belajar matematika siswa yang memiliki gaya belajar bergantung dan diajar dengan alat peraga inovatif lebih tinggi daripada siswa yang memiliki gaya belajar mandiri dan diajar dengan alat peraga konvensional. Dari uji lanjut dengan uji Dunnet diperoleh harga Thitung lebih dari harga Ttabel, yaitu 2,98 > 2,13 dimana rerata skor hasil belajar siswa yang diajar dengan alat peraga inovatif pada siswa yang memiliki gaya belajar bergantung lebih tinggi daripada rerata skor siswa yang diajar dengan alat peraga konvensional pada siswa yang memiliki gaya belajar mandiri yaitu 29,10 > 27,55. Hasil penelitian ini berguna untuk meningkatkan kualitas pembelajaran mata pelajaran matematika di Sekolah Dasar.
|