Penelitian ini memiliki tujuan yaitu untuk mengetahui bagaimana Analisis
Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah Dalam Pengambilan Keputusan di SD
Negei 013 Kebun Cina a ini adalah metode penelitian deskriptif
kualitatif, karena penelitian ini mengeksplor fenomena-fenomena yang tidak dapat
dikuantifikasikan yang bersifat deskriptif seperti proses suatu langkah kerja,
formula suatu resep, pengertian-pengertian tentang suatu konsep yang beragam,
karakteristik suatu barang dan jasa, gambargambar, gaya-gaya, tata cara suatu
budaya, model fisik suatu artifak dan lain sebagainya. Jenis Penelitian ini adalah
deskriptif kualitatif yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah, dimana
peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data (observasi,
wawancara dan dokumentasi) dengan triangulasi, analisis data bersifat induktif
atau kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada
generalisasi dan dilengkapi kegiatan teknik analisis data yaitu reduksi data,
Penyajian Data (Data Display), dan penarikan kesimpulan.
Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Berdasarkan hasil analisis dan
pembahasan, dapat disampaikan kesimpulan sebagai berikut: 1). Kepala sekolah
di SD Negeri 013 Kebun Cina Peranap, Indragiri Hulu, melaksanakan
pengambilan keputusan dengan berbagai tahap, termasuk legalisasi, perencanaan,
komunikasi, tindakan, pengawasan, review, dan evaluasi. Keberhasilan program
sekolah sangat tergantung pada sumber daya yang profesional, berpengetahuan
luas, dan berkomitmen tinggi terhadap moral. 2). Proses pengambilan keputusan
oleh kepala sekolah terstruktur dengan baik, melibatkan identifikasi masalah,
pengumpulan informasi, analisis, perumusan alternatif solusi, musyawarah dengan
guru, implementasi, dan evaluasi. Keterlibatan anggota sekolah tergantung pada
jenis keputusan, dengan guru terlibat dalam keputusan yang berhubungan dengan
pengajaran. 3). Kendala dalam pelaksanaan pengambilan keputusan meliputi
keterbatasan personil, biaya, komunikasi yang buruk, kurangnya koordinasi,
absensi guru, pemahaman yang rendah dari tugas guru, ketidaksetujuan orang tua,
dan perubahan situasi di lapangan. Kepala sekolah dan stafnya berupaya
mengatasi kendala-kendala ini dengan berkoordinasi dengan pihak terkait,
mengatur aspek biaya dengan yayasan dan orang tua, melakukan musyawarah,
menganalisis bersama, serta melakukan evaluasi dan inovasi untuk masa depan.
|