Abstrak  Kembali
Keluarga memiliki peran dalam membentuk tumbuh kembang anak khususnya pada perkembangan psikososial, yang meliputi kemampuan mengelola emosi, beradaptasi dan berinteraksi dengan kehidupan sosial serta pembentukan identitas diri. Seluruh perkembangannya bukan hanya dari keluarga saja namun didukung penuh oleh lingkungan sekolah dan lingkungan sekitar. Sebagian besar peserta didik SDN Buaran 01 mengalami perkembangan psikososial sesuai pada fasenya karena adanya dukungan dari orangtua, namun ada beberapa peserta didik yang mengalami perkembangan psikososial yang lambat karena adanya faktor kerentanan dalam keluarga yang mengakibatkan perceraian. Penelitian ini bertujuan mengetahui dan memahami bagaimana peserta didik berkembang secara emosional dan sosial, serta cara membentuk jati diri dan kemampuan bertahan. dengan ini orangtua, guru dan keluarga dapat memberikan dukungan dan bimbingan yang tepat agar peserta didik dapat berkembang secara optimal. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan metode studi kasus, data diperoleh dengan cara observasi participan, wawancara dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan pola analisis interaktif mencakup pengumpulan data, reduksi data dan membuat kesimpulan. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa keluarga yang memiliki ketahanan akan memiliki kehidupan yang harmonis, anggota keluarga saling mendukung dan melakukan fungsi dan perannya masing – masing, berbeda dengan keluarga yang memiliki kerentanan, anggota keluarga tidak dapat melakukan peran dan fungsi yang baik, tidak mampu mengelola emosinya sehingga selalu terjadi keributan terus menerus. Karakter peserta didik yang memiliki ketahanan umumnya memiliki karakter yang positif dalam aspek kehidupan, baik akademik, sosial dan emosional berbeda dengan anak yang mengalami kerentanan sebagian dari mereka takut kehilangan rasa kasih sayang, perlindungan serta perhatian. Perkembangan psikososial peserta didik yang memiliki ketahanan keluarga umumnya anak berkembang sesuai fase, sehat, seimbang, mampu mengelola emosi dan mudah berinteraksi dalam kehidupan sosialnya, berbeda dengan perkembangan psikososial peserta didik yang mengalami kerentanan, umumnya peserta didik memiliki rasa kurang percaya diri, kecewa, tidak mudah percaya, benci terhadap orangtua, penurunan daya belajar dan sulit berinteraksi sosial.