Abstrak  Kembali
Pada saat proses pembelajaran berlangsung tuturan akan terjadi antara guru dan siswa. Tuturan tersebut terjadi ketika adanya interaksi antara keduanya, tuturan yang terjadi dalam pembelajaran tentunya bervariasi karena di dasari dengan berbagai banyak faktor. Tujuan utama dari penelitian ini adalah mendeskripsikan Tindak Tutur dalam pembelajaran bahasa Jepang dalam kajian pragmatik. Penelitian ini secara garis besar akan mendeskripsikan enam Tuturan yang terjadi selama pembelajaran bahasa Jepang yaitu, Tindak Tutur Lokusi, Tindak Tutur Ilokusi, Tindak Tutur Perlokusi, Maksim Kebijaksanaan, Maksim Kedermawanan, Maksim Penghargaan, Maksim Kesederhanaan, Maksim Pemufakatan, dan Maksim Kesimpatian. Penelitian ini termasuk studi kasus kajian wacana yang mengambil lokasi di SMA Wijaya Kusuma. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini berupa wacana lisan interaksi guru dan siswa dalam komunikasi belajar mengajar di kelas. Oleh karena itu data yang diperoleh berupa rekaman percakapan antara guru dan siswa, kemudian di transkripkan ke dalam bentuk dialog. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik rekam dan teknik catat. Berdasarkan hasil rekaman terdapat 26 data yang meliputi tindak tutur lokusi 3, ilokusi 3, perlokusi 4, maksim kebijaksanaan 4, maksim kedermawanan 1, maksim penghargaan 3, maksim kesederhanaan 4, maksim pemufakatan 3, dan maksim kesimpatian 1. Hasil dari penelitian ini bahwa Tindak Tutur merupakan pilar terpenting dalam kegiatan komunikasi, selain tindak tutur terdapat prinsip– prinsip kesantunan berbahasa yang mana jika tuturan tersebut belum sepenuhnya dalam prinsip–prinsip kesantunan berbahasa dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa prinsip–prinsip kesantunan berbahasa (maksim–maksim) yang paling banyak