Penelitian ini berangkat dari kepedulian atas masalah pembelajaran sastra di sekolah yang seringkali terkendala, padahal pelajaran ini sangat diperlukan untuk membawa siswa berkontribusi pada masalah di sekitarnya, salah satunya yaitu masalah lingkungan. Penelitian ini membahas ekokritik yang muncul dalam cerita pendek yang diterbitkan oleh Kompas dalam jangka waktu 2020-2023. Penelitian bertujuan untuk menemukan penjelasan unsur intrinsik dari sepuluh cerpen yang membahas tema lingkungan, kemudian menemukan bentuk ekokritik yang muncul dari sepuluh cerpen terpilih itu, dan melihat implikasinya pada pembelajaran sastra di jenjang SMA.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan membaca intensif untuk mengidentifikasi tema dan unsur intrinsik lain yang membangun cerpen-cerpen terpilih. Penelitian dilanjutkan dengan analisis mendalam pada bentuk ekokritik yang muncul, yaitu bumi, binatang, bencana, hutan belantara, perumahan, dan pencemaran.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesepuluh cerpen yang diteliti telah merepresentasikan isu lingkungan dengan menunjukkan variasi bentuk ekokritik dalam isi cerpennya. Penelitian ini berkontribusi pada bidang ekokritik yang lebih luas dengan menunjukkan pentingnya cerita pendek sebagai bentuk sastra yang turut mendukung kritik ekologi. Cerpen-cerpen ekokritik ini juga mempunyai implikasi yang sesuai dan relevan untuk pembelajaran sastra di tingkat SMA. Penggunaan cerpen ekokritik juga dapat menjadi solusi atas masalah pembelajaran sastra yang berperan penting dalam mendukung wacana pelestarian lingkungan hidup.
|