BPS melaporkan bahwa hampir 10 juta penduduk berusia 15-24 tahun yang
dikenal sebagai Generasi Z menjadi pengangguran. Hal ini dikarenakan setiap tahun
terdapat sekitar 1,5 juta lulusan sarjana atau diploma, sementara lapangan kerja baru
yang terbuka hanya sekitar 300 ribu. Selain itu juga, rasio kewirausahaan di
Indonesia masih rendah sebesar 3,04%, padahal salah satu prasyarat bagi Indonesia
untuk menjadi negara maju pada tahun 2045 adalah memiliki rasio wirausaha
minimal sebesar 4% dari populasi penduduk atau sekitar 4 juta generasi baru yang
menjadi pelaku usaha. Generasi Z yang menjadi wirausaha masih berjumlah relatif
kecil, akan tetapi harapannya mereka mewakili masa depan UMKM dengan potensi
besar untuk pertumbuhan di tahun-tahun mendatang.
Penelitian ini mengkaji pengaruh pengetahuan kewirausahaan dan
lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha Generasi Z di DKI Jakarta
dengan keterampilan wirausaha sebagai variabel moderating. Menggunakan
pendekatan kuantitatif dengan teknik proportionate stratified random sampling
melalui survei kepada 349 sampel Generasi Z di DKI Jakarta yang mencakup enam
wilayah administratif utama.
Temuan penelitian menunjukkan bahwa baik pengetahuan kewirausahaan
maupun lingkungan keluarga secara langsung positif dan signifikan mempengaruhi
keterampilan wirausaha dan minat berwirausaha. Keterampilan wirausaha secara
langsung positif dan signifikan dalam meningkatkan minat berwirausaha. Pengaruh
tidak langsung melalui keterampilan wirausaha lebih kecil dibandingkan pengaruh
langsung dari pengetahuan kewirausahaan dan lingkungan keluarga terhadap minat
berwirausaha. Ini menunjukkan bahwa keterampilan wirausaha sebagai variabel
moderating tidak memperkuat minat berwirausaha secara signifikan.
Hasil ini diharapkan memfasilitasi kolaborasi yang efektif antara institusi
pendidikan, keluarga, dan pemerintah akan memberikan dorongan signifikan bagi
pertumbuhan kewirausahaan kalangan generasi muda khususnya Generasi Z di DKI
Jakarta.
|