Abstrak  Kembali
Cerpen merupakan karya sastra yang menjadi wadah berkreasi untuk menuturkan kisah kehidupan pengarang. Cerpen dibangun dengan berbagai unsur yang salah satunya adalah gaya bahasa. Gaya bahasa menjadikan seorang pengarang memiliki ciri khas yang membuatnya berbeda dengan pengarang lainnya. Salah satu gaya bahasa adalah gaya bahasa perbandingan. Kata kiasan yang menyatakan sebuah perbandingan antara satu dengan yang lainnya. Teguh Affandi dalam Kumpulan cerpen Arum Manis menggunakan banyak gaya bahasa perbandingan dalam menuturkan ceritanya. Hal ini menjadi daya tarik bagi penulis untuk meneliti penggunaan gaya bahasa perbandingan dalam Kumpulan cerpen Arum Manis. Masalah dan tujuan yang diangkat dalam penelitian ini adalah Gaya Bahasa Perbandingan Dalam Kumpulan Cerpen Arum Manis Karya Teguh Affandi dan Relevansinya Dengan Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik analisis data yang digunakan adalah prosedur analisis isi. Analisis isi merupakan hasil penelitian yang bersifat pembahasan mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak dalam karya tulis. Analisis isi banyak dipakai untuk menggambarkan karakteristik isi dari suatu pesan. Keabsahan data diperoleh melalui validitas semantik yaitu mengukur tingkat kesensitifan suatu teknik terhadap makna-makna simbol yang relevan dengan konteks tertentu yang dilakukan berulang-ulang dan memperpanjang waktu penelitian dengan teknik triangulasi data. Sumber data kumpulan cerpen Arum Manis ini terdapat 22 judul, dan 10 judul yang diteliti. Semua judul yang dipilih dianggap memiliki banyak gaya bahasa perbandingan di dalamnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa telah ditemukan sejumlah 158 gaya bahasa perbandingan dalam kesepuluh judul cerpen Arum Manis. Gaya bahasa perbandingan perumpamaan sebanyak 25, metafora 6, personifikasi 70, Depersonifikasi 36, Alegori 2, pleonasme 4 dan hiperbola 15. Gaya bahasa perbandingan yang paling mendominasi adalah personifikasi. Pengarang ingin bercerita secara menyindir atau kritik halus dituturkan melalui lebih banyak gaya bahasa perbandingan personifikasi agar pesan tersampaikan melalui penggambaran benda seolah-olah hidup ditulis secara sederhana unik dengan metafora flaura, fauna tetapi tidak berlebihan. Karakteristik gaya bahasa perbandingan pada cerpen sangat menarik dari tema, masalah dan isi cerita. Hasil penelitian ini dapat direlevansikan dengan pembelajaran Bahasa Indonesia di tingkat SMA kelas X, XI, XII semester Ganjil dan genap tentang pembelajaran gaya bahasa perbandingan pada kurikulum 2013 dan kurikulum Merdeka.