Tesis ini untuk menilai efektivitas Implementasi Program Pendidikan Inklusif Anak Usia Dini Di TKIT Assunnah Kota Cirebon. Pada prinsipnya memberikan
rekomendasi terhadap program (to improve) pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus yang menempuh pendidikan di sekolah reguler. Sebagai penelitian evaluasi, penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui berbagai komponen yang dapat mempengaruhi efektivitas program. Berdasarkan rumusan masalah penelitian dan ruang lingkup evaluasi penelitian maka tujuan evaluasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “Ingin mengkaji dan mengevaluasi Bagaimana tahap pelaksanaan (design, installation, process dan product) program pendidikan inklusif anak usia dini di TKIT Assunnah Kota Cirebon?”. Metode dan model evaluasi program yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian evaluasi program dengan pendekatan kualitatif, dengan menggunakan model evaluasi kesenjangan (Discrepancy Evaluation Model) yang dikembangkan oleh Malcolm Provus dengan menggunakan 4 Tahapan Setelah melakukan evaluasi dengan menggunakan 4
tahapan kemudian di lengkapi dengan analasis menggunakan Analisis SWOT. Model evaluasi kesenjangan meliputi tahapan yaitu standard, perfomance, dan discrepancy. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa evaluasi pendidikan inklusif anak usia dini yang diimplementasikan oleh TKIT Assunah Kota Cirebon menggunakan metode Discrepancy Model Evaluation (DEM) sangat penting bagi masyarakat Pendidikan inklusif anak usia dini yang memerlukan perhatian khusus, dimana pelaksanaan pendidikan inklusif sudah sesuai dengan peraturan standarnya. Hasil analisis SWOT menunjukan diperoleh titik koordinat (X, Y) yaitu (3,5;-3) sehingga didapatkan titik potong yang berada pada kuadran II yang menunjukan bahwa kekuatan lebih banyak dari ancaman, kelemahan, dan peluang. Dimana kekuatannya adanya penggunaan kurikulum pendidikan inklusif yang lebih disederhanakan sehingga mudah penyesuaiaan terhadap anak kebutuhan khusus. Selain itu, adanya workshop/ pelatihan untuk SDM dapat mengatasi ancaman kompetensi guru seperti halnya kesulitan bagi guru pendamping kelas untuk menyeimbangkan pembelajaran untuk pendidikan inklusif anak usia dini karena belum pernah mengikuti pelatihan program
pendidikan inklusif. Sehingga perlu adanya dukungan dari Kepala Sekolah dan
Komite untuk memberikan pelatihan terkait pendidikan inklusif anak usia dini
terhadap ABK.
|