Abstrak  Kembali
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konteks Praktek Kerja Lapangan (PKL), Mempelajari input program Praktek Kerja Lapangan (PKL), Mengetahui proses program Praktek Kerja Lapangan (PKL) dan Mengetahui produk program Otomatisasi Tata Kelola Perkantoran pada kompetensi keahlian administrasi perkantoran di SMK Islam Ruhama Labschool UHAMKA Tangerang Selatan. Model yang digunakan dalam penelitian ini yaitu model CIPP (Context, Input, Process and Product). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif melalui analisis data berupa wawancara, Observasi, studi dokumen dan angket. Pengumpulan data diperoleh melalui wawancara kepada Kepala Sekolah, ketua Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran (KAJUR), guru pembimbing PKL dan peserta PKL jurusan Administrasi Perkantoran. Metode penelitian ini adalah kualitatif menggunakan model evaluasi CIPP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program PKL pada kompetensi keahlian administrasi perkantoran secara keseluruhan belum berjalan secara efektif. Pada dimensi Context, aspek yang belum memenuhi syarat adalah MOU (Naskah Kerjasama) program PKL, mitra industri pasangan dalam penyusunan kurikulum, guru Otomatisasi Tata Kelola Perkantoran (OTKP) belum memiliki sertifikat asesor tekhnis dan kurangnya sarana kelas serta ruang praktik perkantoran. Pada dimensi Input, aspek yang belum terpenuhi adalah persiapan, pembekalan, peserta PKL, sarana dan prasarana Jurusan Administrasi Perkantoran dan biaya. Pada dimensi Process, aspek yang belum berjalan secara optimal adalah pelaksanaan PKL, Pengawasan oleh pihak sekolah, kegiatan bimbingan oleh guru pembimbing sekolah. Pada dimensi Product, aspek yang belum optimal adalah penyusunan laporan. Berdasarkan analisis hasil evaluasi dapat disimpulkan bahwa program PKL pada kompetensi keahlian administrasi perkantoran di SMK Islam Ruhama Labschool UHAMKA Tangerang Selatan sudah cukup baik namun masih banyak yang harus diperbaiki dibeberapa aspek agar kebermanfaatan dari program PKL dapat dirasakan secara optimal oleh peserta didik diantaranya peningkatan MOU, sarana dan prasarana kelas serta ruang praktik kejuruan perkantoran yang belum memadai, masih ada beberapa guru pembimbing PKL yang tidak selinier dengan jurusan Administrasi Perkantoran dan juga belum optimal dalam proses pembimbingan PKL, belum adanya mitra industri pasangan dalam penyusunan kurikulum, guru produktif belum memiliki sertifikat asesor teknis dan metodologi kompetensi OTKP, tidak melibatkan pihak DUDI dalam pelaksanaan pembekalan PKL, dan terus mengasah keterampilan anak didik agar lebih ditingkatkan lagi.