Abstrak  Kembali
Tesis ini bertujuan untuk mengevaluasi implementasi program adiwiyata di SD Negeri Gandasari 3 Kota Tangerang Provinsi Banten Metode yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif, yaitu dengan mendapatkan data secara alamiah, meliputi pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Wawancara dilakukan kepada kepala sekolah, tenaga pendidik dan kependidikan, komite sekolah, wali murid dan murid. Menggunakan mode evaluasi kesenjangan (discrepancy model evaluation) yang meliputi tahapan penyusunan desain: landasan kebijakan kepala sekolah dalam program adiwiyata yang dirancang pemerintah dan SD Negeri Gandasari 3. Tahapan Instalasi: ketepatan dan kesiapan sumber daya manusia dalam hal ini kepala sekolah, tenaga pendidik, sarana dan prasarana yang tersedia di SD Negeri Gandasari 3. Meneliti kemungkinan adanya kesenjangan. Tahapan Proses: proses pelaksanaan program adiwiyata. Tahapan Hasil: tercapai atau tidaknya pelaksanaan program adiwiyata, meneliti kemungkinan adanya kesenjangan. Tahapan Pembandingan: meneliti penyebab adanya kesenjangan, upaya yang dilakukan untuk memecahkan permasalahan yang ada, tantangan dan hambatan yang dihadapi SD Negeri Gandasari 3. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pada tahapan penyusunan desain, SD Negeri Gandasari 3 Kota Tangerang memiliki landasan kebijakan dalam pelaksanaan program adiwiyata. Pada tahapan instalasi, kesiapan sumber daya manusia dalam hal ini kepala sekolah, tenaga pendidik dan kependidikan siap melaksanakan program adiwiyata namun untuk sarana dan prasarana kurang mendukung dikarenakan letak sekolah SD Negeri Gandasari 3 berada satu kompleks dengan sekolah lain. Pada tahapan proses, pelaksanaan program adiwiyata dilaksanakan SD Negeri Gandasari 3 Kota Tangerang dilaksanakan secara bertahap dan bekesinambungan dengan bimbingan SD Negeri Sangiang Jaya sebagai sekolah adiwiyata tingkat mandiri. Pada tahapan hasil, secara umum, program sekolah model yang dilaksanakan SD Negeri gandasari 3 masih belum mencapai target yang diharapkan, ini terlihat dari capaian rapor mutu yang belum maksimal. Pada tahapan perbandingan, ada beberapa penyebab terjadinya hambatan dan kesenjangan dalam programadiwiyata yang dilakukan. Dalam hal ini, sekolah juga melakukan beberapa upaya sebagai bentuk tanggapan dari hambatan dan kesenjangan.