Abstrak  Kembali
Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui bagaimana proses penyelenggaran program IBM di Jakarta Utara yang selama ini telah berjalan. Metode penelitian ini dengan desain kualitatif, informan penelitian ini sebanyak 25 informan dengan mempertimbangkan saturasi data. Teknik pengambilan data dengan wawancara mendalam, observasi lapangan dan telaah dokumen. Teknik pengolahan data dan analisis data kualitatif meliputi tiga langkah yakni reduksi data (data reduction), penyajian data (data display) data menarik kesimpulan (conclusion drawing verification). Dalam melaksanakan reduksi data, penyajian data dan pemeriksaan kesimpulan/verifikasi, merupakan sebuah langkah yang sangat luwes, dalam arti tidak terikat dalam batasan kronologis. Secara keseluruhan langkah-langkah tersebut saling berhubungan selama dan sesuai pengumpulan data. Hasil penelitian ini menunjukan pengetahuan petugas Agen Pemulihan, klien dan anggota IBM sudah cukup baik namun rendahnya kesadaran klien untuk mengikuti program ini karena kurangnya dukungan keluarga dan stigma negatif yang menyebabkan program IBM belum berjalan secara maksimal. Temuan utama yang didapatkan berupa kurang kepercayaan masyarakat terhadap BNN, sehingga mereka takut untuk memberikan informasi dan lapor Rehabilitasi bagi korban penyalahguna, menyebabkan peningkatan klien dan tertutupnya informasi tentang pentingnya rehabilitasi serta peran petugas IBM di wilayah kurang berjalan optimal. Wilayah ancol yang termasuk destinasi wisata dan banyak penduduk pendatang membuat wilayah homogen dengan karakteristik yang beragam ( homogen ). Sehingga pemikiran dari tiap individu berbeda , terlebih lagi ketakutan terhadap BNN. Penting diketahui peran dari petugas IBM menjangkau dan mendampingi para klien atau masyarakat yang akan di rehabilitasi. Layanan Rehabilitasi mudah dan gratis sehingga dapat terjangkau oleh masyarakat , dan masyarakat mendapatkan layanan rehabilitasi. Selain itu kurangnya sosialisasi dan penyuluhan terhadap program IBM belum sepenuhnya dijalankan oleh pemegang program. Pencapaian program untuk saat ini belum signifikan tercapai karena banyak terfokuskan ke pelayanan Covid-19. Untukitu perlu meningkatkan dukungan emosional yang baik sehingga dapat memotivasi klien dan pentingnya peran agen pemulihan untuk sering melakukan kunjungan sehingga dapat membantu perkembangan penyembuhan klien agar pulih dan produktif.