Abstrak  Kembali
Hiperbilirubin merupakan salah satu fenomena klinis yang paling sering ditemukan pada bayi baru lahir dalam minggu pertama dalam kehidupannya. Faktor risiko yang mempengaruhi hiperbilirubin meliputi faktor maternal seperti usia gestasi, komplikasi kehamilan (preeklamsi, anak sunsang, anak besar), faktor perinatal seperti infeksi pada bayi baru lahir (asfiksia), trauma lahir (cepalhematom) dan jenis persalinan (sectio caesarea), dan faktor bayi baru lahir seperti prematuritas, rendah asupan ASI, hipoglikemia, bayi dengan berat lahir rendah (BBLR). Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi determinan kejadian hiperbilirubin pada bayi di RSUD Sekarwangi Sukabumi tahun 2020. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan menggunakan desain kohort retrospektif. Penelitian dilakukan pada bulan November, dengan jumah sampel sebanyak 42 responden di RSUD Sekarwangi Sukabumi tahun 2020. Analisis data menggunakan uji kai kuadrat dan regresi logistik. Hasil uji kai kuadrat menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara berat lahir bayi (p = 0,001), prematuirtas (p = 0,002), riwayat kompolikasi kehamilan ( p = 0,000), riwayat persalinan (p = 0,000), dan jarak kehamilan (p = 0,0001) dengan kejadaian hiperbilirubin. Tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan responden ( p = 0,737) dan penolong persalinan (p=0,155) dengan kejadaian hiperbilirubin Berdasarkan hasil akhir dari analisa multivariat ini. Analisis regresi logistik menunjukkan bahwa bayi lahir BBLR paling dominan terhadap kejadaian hiperbilirubin dengan OR 6.728.