Pneumonia merupakan salah satu komplikasi yang terjadi pada pasien stroke, penyebab kematian tertinggi dari semua komplikasi penyerta stroke. Terapi utama pengobatan stroke dengan komplikasi pneumonia adalah Antibiotika. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan antibiotik dengan metode Gyssens pada pasien stroke dengan komplikasi pneumonia di Rawat inap Rumah Sakit Pusat Otak Nasional tahun 2017. Desain penelitian ini adalah cross secsional menggunakan data retrospektif . Sampel terdiri dari 117 rekam medik pasien stroke dengan komplikasi pneumonia periode januari 2017 s/d Desember 2017. diambil secara total sampling . Penggunaan antibiotik
dianalisis menggunakan Chi Square dan uji regresi logistik multivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien stroke dengan komplikasi pneumonia lebih banyak terjadi pada kelompok umur pra lansia (70,94%) , laki-laki (66,67%) , Strok iskemik (51,58%), CAP (50,43%), lama rawat > 7hari (74,36%). Jumlah peresepan antibiotika 353 kali dengan Pola peresepan terbanyak : Terapi empirik (97,09 %) . Rute pemberian intra vena (60,17%), peresepan tunggal terbanyak golongan sefalosporin generasi ketiga (35,32% jenis seftriakson (12,76% ). peresepan kombinasi terbanyak golongan Sefalosporin dengan Quinolon (61,72%). Yaitu Seftazidim inj.dengan levofloksasin infus (41.41%)., Lama penggunaan AB ≤ 7ahari 74,22% dan outcome klinik membaik
90,87%. Evaluasi Penggunaan antibiotika secara rasional sebanyak 79.89%. Hasil analisa bivariate menunjukkan bahwa Kualitas penggunaan antibiotika, Rute pemberian antibiotika, Diagnosa Pneumonia dan Faktor Risiko mempunyai hubungan dengan Kesembuhan pasien (outcome clinic) secara bermakna ( p < 0,05%). Hasil analisa multivariate menunjukkan bahwa Rute pemberian antibitika mempunyai interaksi dan merupakan confounder Kualitas penggunaan antibiotika dengan OR 11.388.
|