Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk kesantunan yang ada
dalam Pembelajaran Jarak Jauh dengan memerhatikan skala kesantunan dalam
whatsapp dan google classroom. Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Oktober-September 2021. Fokus penelitian ini adalah analisis maksim dan skala kesantunan yang terjadi pada pasangan ujaran dalam whatsapp dan google classroom. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan teknik analisis isi. Berikut pemaparan hasil maksim dan skala kesantunan berdasarkan kegiatan Pembelajaran Jarak Jauh di SMAN 1 Cibinong: hasil penelitian dari 200 data ditemukan 216 pasangan ujaran (1) Maksim kebijaksanan 38 PU (18%) cenderung menggunakan skala ketidaklangsungan dengan jumlah 20 (55.55%), (2) Maksim kedermawanan 44 PU (20%) cenderung menggunakan skala kerugian-keuntungan dengan jumlah 27 (58.69%), (3) Maksim penghargaan 22 PU (10%) cenderung menggunakan skala kerugiankeuntungan dengan jumlah 19 (86.36%), (4) Maksim kesederhanaan 21 PU (10%) menggunakan skala ketidaklangsungan jumlah 14 (63.64%), (5) Maksim kesepakatan 27 PU (27%) menggunakan skala keotoritasan 19 (70.37%), (6) Maksim kesimpatian 64 PU (30%) cenderung menggunakan skala jarak sosial dengan jumlah 37 (57.81%). Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa selama PJJ tetap memiliki bahasa yang santun dengan ditemukan berbagai bentuk pematuhan maksim kesantunan. Bentuk kesantunan yang sering ditemukan dalam PJJ ialah maksim kesimpatian dengan jumlah pasangan ujaran 64 (30%). Maksim kesederhanaan merupakan maksim terkecil dengan jumlah pasangan ujaran 21 (10%). Hasil penelitian yang menunjukkan maksim kesimpatian lebih banyak ditemukan menggambarkan bahwa peserta tutur di SMAN 1 Cibinong selama pandemi tetap memaksimalkan sikap simpati antara pihak yang satu dengan pihak lainnya, terlihat dari respon siswa dan guru yang menunjukkan antusias aktif belajar. Dalam maksim kesimpatian yang terlihat aktif merespon ialah para siswa. Sehingga, adanya keaktifan yang diawali oleh siswa akan membuat PJJ tetap berjalan efisien dan PJJ di masa pandemi dapat berlangsung dengan baik. Skala ketidaklangsungan 63 PU (29%) merupakan skala yang paling banyak ditemukan dalam penelitian. Hal tersebut menunjukkan bahwa peserta tutur saling terlibat dan saling memahami konteks dalam tuturan. Semakin tidak langsung maksud tuturan disampaikan maka akan semakin santunlah tuturan tersebut. Hasil penelitian ini diimplikasikan untuk evaluasi bahan pertimbangan dalam membantu
mengembangkan strategi pendidikan karakter terutama kesantunan berbahasa
selama manajemen PJJ.
|