Tesis ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses manajemen produksi dan
manajemen artistik pementasan drama Jaka Tarub dan Tujuh Bidadari serta implikasi dan pengembangannya sebagai model kajian pementasan drama.
Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif yang menekankan proses
manajemen pementasan drama Jaka Tarub dan Tujuh Bidadari sebagai objek kajian. Data dalam penelitian ini tentang manajemen produksi, dipimpin oleh pimpinan produksi, bagian-bagian seperti bagian keuangan, sekretariat, pemasaran (karcis, sponsor), promosi/publikasi, konsumsi, transportasi, dokumentasi, kesehatan, bagian umum, dan keamanan. Manajemen artistik, meliputi penyutradaraan yang didukung oleh asisten sutradara, peņata artistik (set desainer, kostum desainer, tata rias dan rambut, piņata suara/akustik, properti, mekanik/elektrik, efek spesial), manajer latihan, aktor/aktris, peņata musik, peņata grafis, dan peņata gerak, serta penata lampu. Sumber data penelitian ini adalah naskah drama Jaka Tarub dan Tujuh Bidadari karya adaptasi Supartono JW, Jakarta, 2011. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah Studi Pustaka. Instrumen penelitian ini adalah diri peneliti
sendiri. Hasil penelitian, pementasan drama Jaka Tarub dan Tujuh Bidadari adalah pementasan permintaan dan kegiatan pementasan menginduk pada Panitia Seminar Internasional UHAMKA. Tim manajamen produksi tetap memproses manajemen pementasan sesuai prosedur pementasan. Tim manajemen pementasan dalam praktiknya tidak menjalankan prosedur pementasan sesuai keharusannya, karena pekerjaan bagian-bagian dari fungsi manajemen produksi sudah diambil alih oleh Panitia Seminar. Tim manajamen artistik tetap memproses manajemen artistik sesuai prosedur pementasan. Tim manajemen artistik melakukan penyesuaian sehubungan dengan pementasan yang merupakan permintaan panitia. Penyesuaian tersebut adalah terhadap naskah, pemain, dan model proses penggarapan pementasan dan model
pementasan di atas panggung. Kesimpulan, pementasan drama Jaka Tarub dan Tujuh Bidadari memudahkan tim manajemen produksi karena manajemen produksi sudah ditangani oleh Panitia Seminar UHAMKA. Proses manajemen artistik pementasan drama Jaka Tarub dan Tujuh Bidadari dapat dijadikan model pengembangan memproduksi pementasan drama di Pascasarjana UHAMKA. Implikasi penelitan, dengan memahami manajemen pementasan dan
manajemen artitistik, kemudian membandingkannya dengan proses produksi drama Jaka Tarub dan Tujuh Bidadari, akan menjadi lebih jelas perbedaan dan
kemudahannya, sehingga membuat mahasiswa/dosen melakukan proses produksi drama seperti yang penulis lakukan, karena ternyata memproduksi drama tidak harus membutuhkan waktu lama, tidak harus membutuhkan pemain dan kru yang handal, dan tidak harus beranggaran dana besar.
|