Abstrak  Kembali
Tesis ini bertujuan untuk mengembangkan serta menghasilkan bahan ajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) berbasis kearifan lokal di Singapore Intercultural School (SIS) South Jakarta. Metode yang digunakan adalah kuantitatif dan kualitatif deskriptif melalui pendekatan Research and Development (R&D) yang dilakukan dengan tujuh tahapan dari Borg & Gall, yaitu: 1) penelitian dan pengumpulan informasi awal, 2) perencanaan, 3) pengembangan format produk awal, 4) uji validasi produk, 5) revisi produk, 6) uji coba terbatas, 7) revisi produk. Menggunakan dua teknik pengumpulan data, yaitu wawancara dan angket untuk memperoleh data kebutuhan pengembangan dan penilaian bahan ajar. Sumber data terdiri atas pengajar BIPA, ahli materi, ahli materi bidang budaya, ahli media, dan pemelajar. Analisis data menggunakan kuantitatif dan kualitatif yang terdiri atas pemaparan data dan simpulan analisis produk. Hasil validasi bahan ajar diperoleh; 1) Validasi ahli materi memperoleh skor 4,39 dengan kriteria sangat layak dan tidak perlu direvisi. 2) Validasi ahli materi bidang budaya memperoleh skor 3,62 dengan kriteria layak dan revisi sebagian. 3) Validasi ahli media bahan ajar memperoleh skor 4,4 dengan kriteria sangat layak dan tidak perlu direvisi. 4) Uji coba awal 2 pemelajar memperoleh skor 3,42 dengan kriteria layak dan revisi sebagian. 5) Uji coba terbatas 5 pemelajar memperoleh skor 3,71 dengan kriteria sangat layak dan tidak perlu direvisi. Kesimpulan dan saran yang dapat direkomendasikan adalah perlu dilakukan penambahan kosakata lebih lanjut untuk menguji kelayakan bahan ajar, sehingga bahan ajar yang disusun dapat digunakan secara maksimal dalam pembelajaran BIPA. Bahan ajar yang disertai dengan Compact Disk (CD), brosur, dan peta saku Kota Jakarta dapat membantu dan mempermudah dalam memahami materi mengenai BIPA, wawasan budaya, dan hal-hal yang menyangkut di dalamnya. Selain itu, adanya foto peneliti di dalam bahan ajar sebagai sumber dokumentasi pribadi dapat membantu pemelajar dalam mendapatkan gambaran atau contoh yang lebih nyata mengenai kearifan lokal.