Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi secara mendalam tentang pemahaman guru terhadap penilaian berbasis HOTS (Higher- Order Thinking Skill) dan bagaimana instrument HOTS yang dibuat oleh guru IPA di Tangerang Selatan. Metode yang digunakan yaitu metode kualitatif dengan mendapatkan data secara langsung, Pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Wawancara dilakukan untuk medapatkan informasi tentang pemahaman guru IPA dalam penilaian HOTS, penerapannya di ruang kelas, dan instrumen penilaian HOTS yang dibuat guru. Informan berjumlah 12 orang yang terdiri atas 5 guru SMP Negeri dan 7 guru SMP Swasta. Wawancara dilakukan pada saat jam istirahat atau pada saat guru tidak ada jam mengajar (jam kosong), wawancara tersebut direkam menggunakan alat perekam yang ada di handphone dengan durasi pada saat wawancara setiap informan rata-rata 30 menit. Studi dokumen merupakan data untuk mendukung wawancara dalam mengetahui gambaran kualitas intrumen ada 10 guru IPA yang memberikan soal tersebut dengan menggunakan instrumen check list. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa 50% guru sudah memahami konsep penilaian HOTS. Sebanyak 92% guru juga sudah menerapkan penilaian berbasis HOTS pada pembelajaran. Hasil analisis instrumen menunjukan bahwa hanya 1% soal mengandung unsur HOTS yaitu unsur menganalisis atau C4 dan 99% soal mengandung unsur LOTS (Lower- Order Thinking Skill). Hasil analisis ini menunjukan bahwa kemampuan guru IPA dalam mengembangkan soal masih banyak unsur LOTS. Kendala Guru dalam Melakukan Penilaian Berbasis HOTS adalah Guru masih minim pengetahuan
tentang mengembangkan soal HOTS sehingga siswa belum mengenal soal-soal HOTS, terlalu banyak siswa di dalam kelas menyebabkan pembelajaran tidak kondusif, kurangnya minat belajar dan membaca siswa. Kendala lain yang dihadapi pada saat penerapan penilaian berbasis HOTS yaitu kurangnya durasi waktu pembelajaran, Tingkat pemahaman siswa yang tidak merata, sarana dan prasarana yang tidak memadai.
|