Abstrak  Kembali
ABSTRAK Sopiawati. ?Hubungan Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah dan Kinerja Guru dengan Mutu Sekolah di SD Muhammadiyah se Jakarta Timur (2012). Thesis, Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, Jakarta, 2012. Penelitian bertujuan untuk mengetahui Hubungan Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah dan kinerja guru dengan mutu sekolah di SD Muhammadiyah se Jakarta Timur dilaksanakan di Jakarta Timur pada tahun 2012. Hipotesis yang akan diuji adalah (1) terdapat hubungan positif antara kepemimpinan situasional kepala sekolah dengan mutu sekolah, (2) terdapat hubungan positif antara kinerja guru dengan mutu sekolah, (3) terdapat hubungan positif antara kebijakan kepala sekolah dan kinerja guru dengan mutu sekolah. Metode penelitian adalah metode survey dengan teknik korelasi. Data dikumpulkan melalui instrumen penelitian. Instrumen penelitian telah diujicobakan dan hasilnya dianalisis dengan teknik korelasi dan diuji dengan uji-t sedangkan reliabilitas dihitung dengan rumus Alpha Cronbach. Populasi sasaran adalah guru-guru SD Muhammadiyah se Jakarta Timur berjumlah 110 orang. Dari jumlah tersebut diambil secara acak proposional dari beberapa sekolah sebanyak 86 sampel. Koefisien korelasi kepemimpinan situasional kepala sekolah dengan mutu sekolah adalah (ry2) sebesar = 0,6458, koefisien determinasi (r2y1) sebesar = 0,4171 dan persamaan regresi ? = 58,36 + 0,52 X1. Koefisien korelasi kinerja guru dengan mutu sekolah adalah (ry2) sebesar = 0,7945, koefisien determinasi (r2y2) sebesar = 0,6312 dan persamaan regresi ? = 41,16 + 0,66 X2. Berdasarkan analisis dan uji-t dapat disimpulkan bahwa koefisien korelasi kedua variable sangat signifikan. Koefisien korelasi ganda (Ry12) = dan koefisien determinasi ganda (Ry12)2 = 0,7101 dan persamaan regrei ganda ? = 26,91 + 0,26 X1 + 0,52 X2. Uji hipotesis dilakukan pada taraf signifikan ? = 0,05. Dari uraian di atas maka hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan situasional kepala sekolah dan kinerja guru memberikan kontribusi langsung baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama kepada mutu sekolah. Implikasi dari penelitian ini adalah kepala sekolah harus menjadi sosok teladan, selain itu kepala sekolah secara bersama-sama dengan warga sekolah dapat menciptakan lingkungan dan suasana yang harmonis dan edukatif. Majlis Dikdasmen memberikan wewenang sepenuhnya kepada kepala sekolah dalam menjalankan tugasnya sebagai pimpinan. Adanya komitmen yang kuat antara kepala sekolah dan guru yang diberikan kewenangan sepenuhnya dalam menetapkan kebijakan yang akan diambil atau diputuskan dari atasan yaitu pimpinan daerah majelis dikdasmen, dengan kewenangan tersebut maka akan semakin baik peningkatan kinerja guru baik melalui pendidikan, penataran, pelatihan sehingga guru mampu untuk merencanakan, mengelola dalam proses pembelajaran.Disamping adanya usaha untuk peningkatan kinerja guru diberikan pula nuansa keagamaan yang mencerminkan norma-norma kesadaran dan kasih saying. Dengan proses pembelajaran dan perlakuan anak didik yang lebih baik maka dapat memberikan semangat dan motivasi kepada siswa untuk belajar lebih giat lagi sehingga dapat mempengaruhi prestasi dan akhlaknya. Semua itu merupakan dapak dari kebijakan kepala sekolah dan kinerja guru dalam meningkatkan mutu sekolah. Diharapkan dari hasil penelitian ini ada usaha untuk meningkatkan mutu sekolah dengan melihat faktor kepemimpinan situasional kepala sekolah dan kinerja guru.