Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif kuasi eksperimen dimana peneliti memberikan eksperimen dan melihat faktor yang berada dikelas tampa faktor lainya dengan cara mengumpulkan data tes kemampuan self-efficacy dengan angket dan tes kemampuan penalaran deduktif pada akhir eksperimen. Data yang telah terkumpul lalu dihitung dengan metode Analisis varian dua jalur dilihat dari tingkat tinggi rendahnya kemampuan self-efficacy.
Penenlitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) dan Problem Based Learning (PBL) yaitu dengan F hitung 19,0509 > F tabel pada signifikasi ∝=0,05 dengan nilai 3,92 Sedangakan jika ditinjau dari rerata pendekatan pembelajaran RME lebih unggul dibandingkan dengan PBL yaitu 75,762 > 60,442.
Dilihat dari kemapuan self-efficacy bahwa tidak ada perbedaan antar tingkat self-efficacy tinggi dan self efficacy rendah hal ini dilihat dari F htung yaitu 2,778 < F tabel pada signifikasi 0,05 dengan 3,92. Atau dilihat dari rerata kemampuan penalaran bahwa self-efficacy rendah lebih unggul dibandingkan dengan self-efficacy tinggi dengan rerata 65,33 < 71,06.
Dan dari pendekatan pembelajaran dan kemampuan self-efficacy tidak terdapat interaksi hal ini dapat dilihat pada hasil perhitungan anava dua jalur dimana F hitung interaksi ( 1,910 ) < F tabel (∝=0,05 ) yaitu 3,92 dan (∝=0,01) yaitu 6,86.
Diharapkan Hasil penelitian ini digunakan sebagai masukan bagi guru dan calon guru, membenahi diri sehubungan dengan pengajaran yang telah dilakukan dan meningkatkan prestasi belajar dengan memperhatikan kemampuan diri (self-efficacy) dan pendekatan pemeblajaran yang tepat untuk meningkatkan kemampuan penalaran deduktif siswa.
|