Abstrak  Kembali
Abstrak Kepemimpinan kepala sekolah sudah seharusnya melaksanakan tugasnya sesuai dengan kompetensinya sehingga dapat menciptakan suasana yang positif dilingkungan kerjanya, sehingga dampaknya dapat dirasakan oleh guru dan warga sekolah yang ada di dalamnya. Di lingkungan pendidikan dewasa ini masih terdapat kepala sekolah yang belum melaksanakan tugasnya secara optimal sehingga berdampak pada budaya organisasi dan kepuasan kerja pada sebuah organisasi sekolah. Dengan permasalahan ini peneliti ingin mengetahui hubungan kepemimpinan kepala sekolah dan budaya organisasi dengan kepuasan kerja guru yang berada di lingkungan Sekolah Dasar Negeri Wilayah Binaan III Kecamatan Senen Jakarta Pusat agar memperoleh jawaban dari permasalahan tersebut. Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian survey dengan responden penelitian adalah guru-guru Sekolah Dasar Negeri Wilayah Binaan III Kecamatan Senen Jakarta Pusat yang berjumlah 65 guru yang terpilih secara acak sederhana dari populasi yang berjumlah 188 guru. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner berstruktur berbentuk angket, dengan tiga instrument yaitu kepuasan kerja guru, budaya organisasi, dan kepemimpinan kepala sekolah. Untuk mengetahui kekuatan korelasi antar variable digunakan perhitungan koefisien korelasi dari product Moment (rxy) dan untuk mengetahui koefisien korelasi di atas, signifikan atau tidak, digunakan uji t. Dari hasil penelitian menunjukkan korelasi antara kepemimpinan kepala sekolah dengan kepuasan kerja guru sebesar 0,674 dan koefisien determinasi sebesar 0,4543 dapat dijelaskan bahwa 45,43% variansi variabel kepuasan kerja guru dijelaskan/ditentukan oleh variabel kepemimpinan kepala sekolah. Kepemimpinan kepala sekolah dan kepuasan kerja guru signifikan dan linier dengan persamaan regresi ? = 22,869 + 0,759 X1, persamaan ini memiliki arti bahwa setiap kenaikan satu unit kepemimpinan kepala sekolah akan meningkatkan 0,759 unit kepuasan kerja guru dengan konstanta 22,869. Korelasi budaya organisasi dengan kepuasan kerja guru sebesar 0,687 dan koefisien determinasi sebesar 0,4720 dapat dijelaskan bahwa 47,20% variansi variabel kepuasan kerja guru dapat dijelaskan/ditentukan oleh variabel budaya organisasi. Budaya organisasi dengan kepuasan kerja guru signifikan dan linier dengan persamaan regresi ? = 35,650 + 0,689X2 , persamaan ini memiliki arti bahwa setiap kenaikan satu unit budaya organisasi akan meningkatkan 0,689 unit kepuasan kerja guru dengan konstanta 35,650. Korelasi ganda X1 dan X2 dengan Y memberikan koefisien korelasi ganda (R) sebesar 0,767 dan Koefisien determinasi (R2 adalah sebesar 0,589) Ini menunjukkan bahwa 58,90% varians yang terjadi pada Kepuasan Kerja Guru dapat dijelaskan oleh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Budaya Organisasi secara bersama-sama. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan positif antara kepemimpinan kepala sekolah dan budaya organisasi dengan kepuasan kerja guru.