|
Dalam perkembangan untuk mewujudkan birokrasi ramping dan efektif serta
menjamin program untuk masyarakat sebagai implemntasi program reformasi birokrasi, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPANRB) telah menerbitkan regulasi tentang Penyederhanaan Birokrasi untuk menindaklanjuti arahan/mandat Presiden tentang penyederhanaan struktural menjadi 2 jenjang yaitu Eselon I dan Eselon II. Peran eselon III dan IV diganti dengan jabatan fungsional yang mengutamakan keahlian dan kompetensi. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun strategi budaya organisasi yang tepat dalam menghadapi tantangan penyederhanaan birokrasi dilihat dari perspektif budaya organisasi di Setditjen Farmalkes berdasarkan profil budaya organisasi Setditjen Farmalkes saat ini. Penelitian cross-sectional menggunakan mix-methode analisis kuantitatif dan kualitatif, dilaksanakan pada bulan Agustus-September 2020 yang melibatkan seluruh PNS di Setditjen Farmalkes. Analisis data kuantitatif menggunakan kuesioner modifikasi Denison untuk mendapatkan profil budaya organisasi di Setditjen
Farmalkes dan pengaruh jabatan pada budaya organisasi. Selanjutnya dilakukan analisis kualitatif berdasarkan data hasil desk study, FGD dan CDMG.
Hasil pemetaan budaya organisasi di Setditjen Farmalkes memperlihatkan bahwa potensi kekuatan budaya organisasi berada pada dimensi Keterlibatan (81,83%) sedangkan potensi yang perlu dikembangkan adalah pada Kemampuan Beradaptasi terhadap Perubahan (78,91%). Jabatan berpengaruh 10,7% terhadap budaya organisasi dimana ada perbedaan budaya organisasi antara kelompok jabatan pelaksana, fungsional, dan struktural. Berdasarkan hasil FGD dengan pejabat struktural untuk memformulasi strategi menggunakan analisis TOWS yang mempertimbangkan profil budaya organisasi saat ini dan telah dilakukannya CDMG dengan eselon II dan III, maka diperoleh strategi yang akan diterapkan untuk menghadapi tantangan penyederhanaan birokrasi.
|