Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa pelaksanaan manajemen
rekrutmen tenaga pendidik, kendala apa saja yang dihadapi, dan solusi yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan kendala-kendala tersebut. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu metode untuk mendapatkan data secara alamiah, meliputi pengumpulan data dengan
menggunakan observasi, wawancara terstruktur, dan dokumentasi.
Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah Darunnajah Jakarta. Subyek
penelitian adalah tim rekrutmen, sedangkan objek/informan penelitian adalah ketua yayasan, kepala madrasah, guru, dan tenaga administrasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan manajemen rekrutmen tenaga pendidik dalam peningkatan mutu pendidikan di Madrasah Aliyah
Darunnajah Jakarta telah merealisasikan empat fungsi manajemen yaitu: a) planning; b) organizing; c) actuating, dan d) controlling. Kendala yang dihadapi meliputi: a) masih ada tenaga pendidik yang diterima bukan berlatar belakang pesantren; b) tenaga pendidik (guru) pengabdian yang belum kualifikasi sarjana; c) keterbatasan waktu untuk merekrut tenaga pendidik; d) yayasan/madrasah tidak biasa mengiklankan penerimaan perekrutan tenaga pendidik baru karena ingin mengkaderkan tenaga pendidik dari alumni Darunnajah atau Gontor. Solusi untuk mengatasi kendala adalah sebagai berikut: a) tenaga pendidik bidang studi eksakta yang sudah diterima akan dibina terutama materi tentang kepesantrenan agar kualifikasi/kompetensi yang diinginkan madrasah tercapai; b) tenaga pendidik (guru) pengabdian yang belum sarjana diwajibkan kuliah strata satu, mereka diberdayakan menjadi pendamping wali kelas, guru piket, pembimbing asrama dan ektrakulikuler,
dan ditempatkan di kantor-kantor sebagai tenaga administrasi; c) apabila rekrutmen tenaga pendidik di awal tahun belum terpenuhi masih dilakukan secara isidental di waktu berjalan; d) jika terpaksa harus merekrut guru non Darunnajah atau Gontor terutama tenaga pendidik eksakta, maka medianya melalui jaringan dan link para tenaga pendidik yang sudah ada (non Darunnajah atau Gontor), biasanya mereka punya informasi atau jaringa-jaringan dari adik-adik kelas kuliah mereka atau jaringan lainnya yang menginformasikan kebutuhan tenaga pendidik atau melalui antar madrasah atau sekolah, di mana biasanya antar kepala madrasah ada informasi tentang tenaga pendidik tertentu yang mau melamar.
|