Balita pendek atau biasa disebut dengan Stunting didefinisikan sebagai kondisi anak usia 0 – 59 bulan, dimana tinggi badan menurut umur berada di bawah minus 2 Standar Deviasi (<-2SD) dari standar median WHO. Lebih lanjut dikatakan bahwa stunting akan berdampak dan dikaitkan dengan proses kembang otak yang terganggu, dimana dalam jangka pendek berpengaruh pada kemampuan kognitif. Jangka panjang mengurangi kapasitas untuk
berpendidikan lebih baik dan hilangnya kesempatan untuk peluang kerja dengan pendapatan lebih baik (Kemenkes RI, 2018). Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian balita pendek (stunting) pada balita 2-5 tahun di puskesmas karanganyar Kabupaten Karanganyar Provinsi Jawa Tengah tahun 2019. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional.
Penelitian dilakukan pada bulan September-Oktober 2019. Sampel berjumlah 246 balita menggunakan simple random sampling. Analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi dan bivariat menggunakan uji Chi-Square. Sedangkan analisis multivariat menggunakan regresi logistik. Terdapat hubungan yang bermakna antara Stunting dengan Status gizi ibu saat hamil
(p=0,008), ASI ekslusif (P= 0,032), riwayat penyakit (p=0,042) dan sanitasi lingkungan (p=0,048). Sedangkan variabel yang tidak berhubungan dengan kejadian stunting adalah tinggi badan ibu (p=0,878), bblr (p=0,110), dan pendapatan keluarga (p=1,0000). Variabel yang paling berhubungan adalah status gizi saat hamil (OR= 2,296). Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan bagi tenaga kesehatan Dipuskesmas untuk melakukan perencanaan kegiatan dalam pencegahan peningkatan kejadian stunting.
|