Penelitian ini menitikberatkan pada menganalisa implementasi kompetensi
sosial di SMA Negeri 66 Jakarta dengan melihat cara guru bergaul dengan peserta didik, sesama guru, tenaga kependidikan, orangtua dan masyarakat sekitar serta melihat kondisi perkembangan kepatuhan, empati dan moral siswa dalam memanfaatkan teknologi dan berkomunikasi dengan oranglain. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus dengan melihat secara dekat penerapan kompetensi sosial guru ke seluruh warga sekolah dan masyarakat dengan kekhasan sekolah inklusi dan berkarakter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa SMA Negeri 66 Jakarta sedang menggalakan program sekolah ramah anak dengan membawa slogan sebagai sekolah berkarakter. SMA Negeri 66 Jakarta sebagai sekolah inklusi menerima siswa Low Vision, Tuna Daksa, Tuna Netra, Tuna Rungu, Tuna Wicara, ADHD, dan Slow Learner untuk belajar bersama dengan murid lainnya di kelas reguler. Dalam kesehariannya, penerapan kompetensi sosial di sekolah berjalan baik dan sesuai dengan kepatutan yang seharusnya guru lakukan. Guru tetap mampu untuk berkomunikasi dengan baik kepada siswa tanpa melakukan kekerasan fisik kepada siswa. Kekerasan psikis kepada siswa mampu terus dicegah. Sistem komunikasi yang diterapkan di sekolah adalah dengan menjaga keramahan dan kesopanan. Guru selalu mengupayakan contoh yang baik kepada siswa dan turut memperagakan dalam melakukan hal-hal baik. Komunikasi yang dilakukan oleh bapak dan ibu guru selama ini dilakukan secara baik, hangat dan secara kekeluargaan. Para guru menampilkan sikap saling menghormati sesama guru dan tidak menjatuhkan guru lain didepan umum. Guru sudah mampu untuk tidak berpikir secara sempit, mampu bersikap toleransi. Guru menghargai pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai TU. guru memperlakukan karyawan TU dengan sebagaimana mestinya. Guru dan TU memiliki tugasnya masing-masing dimana saling melengkapi sehingga pekerjaan menjadi terasa ringan. Tidak ada sikap agresif yang ditunjukan oleh guru kepada orangtua begitu pula sebaliknya. Sikap guru yang aservatif kepada orangtua membuat orangtua mendapatkan informasi terkini mengenai anaknya disekolah. Sikap guru kepada orangtua selalu berusaha terbuka, dialog yang efektif antara guru dan orang tua telah menumbuhkan kepercayaan, mutualitas dan penghargaan diantara keduanya. Seorang guru telah mampu menggabungkan kedua cara komunikasi melalui lisan dan media sosial
dalam memberikan informasi kepada orang tua. Sekolah mengadakan kontak yang cukup baik dengan masyarakat yang diwakilkan oleh Ketua RT. Guru di SMA Negeri 66 Jakarta berkomunikasi secara ramah, penuh pengertian dan menghargai agar harmonisasi antara guru dan masyarakat terus terjalin secara terus menerus.
|