Abstrak  Kembali
Pendidikan Karakter yang telah diterapkan di TK Mutiara Hati Kota Tangerang telah sesuai dengan Visi lembaga yaitu Membentuk Tunas Bangs yang cerdas, mandiri dan bertakwa. amanat Perpres No 87 tahun 2017 dan Permendikbud no 20 tahun 2018. Penerapan Pendidikan Karakter di TK Mutiara Hati juga telah dievaluasi mengacu pada pedoman Penguatan Pendidikan Karakter pada Anak Usia Dini , Direktorat Pendidikan Anak Usia dini tahun 2019. “Banyak orang tidak memahami betapa pentingnya peran PAUD dalam pengembangan karakter. Padahal dari situlah masa-masa emas untuk membentuk pemimpin-pemimpin masa depan Indonesia seharusnya dimulai. Indonesia tidak akan maju tanpa PAUD yang baik”. Disampaikan Mendikbud Nadiem Makarim pada Milad ke 107 Muhammadiyah. Masa Emas atau golden age itu tentu harus dimanfaatkan sebesar-besarnya oleh tiga lingkungan PAUD, keluarga, sekolah dan lingkungan. Taman Kanak-kanak sebagai satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan anak usia dini, tentulah harus serius dalam membangun karakter anak. Pembentukan karakter anak di usia dini adalah gerbang bagi anak melanjutkan tahapan perkembanang berikutnya. Penerapan pendidikan karakter di TK Mutiara Hati dievaluasi dengan menggunakan model CIPP (contex, Input, process, product) . Hasil penelitian komponen konteks menunjukkan bahwa dari segi kebijakan, visi misi , tujuan dan sasaran program, telah mendukung penerapan pendidikan karakter. Namun yayasan atau lembaga pendidikan perlu menerbitkan juknis agar dapat diketahui bersama dan menjadi panduan guru dalam pelaksanaannya. Dari segi input yaitu perencanaan program, fungsi kepemimpinan kepala sekolah, peran serta guru dan orang tua diperoleh hasil yang baik. Hasil menunjukkan bahwa semua elemen dan stakeholder terlibat mendukung pendidikan karakter di TK Mutiara Hati. Pada perencanaan program yang menukik pada pendidikan karakter perlu dilengkapi dengan SOP agar dalam pelaksanaannya dapat terstandarisasi. Dari segi dukungan orang tua, sekolah telah memiliki program yang mendukung yaitu dengan dilaksanakanya PPOT (Program Pelatihan Orang Tua) wajib diikuti oleh Ayah Bunda yang menyekolahkan putra putrinya di TK Mutiara Hati. Program tersebut dilaksankan setiap semester. Namun sekolah perlu menerbitkan peraturan terkait pelaksanaan program, ini agar menjadi pedoman orang tua siswa. Dari segi proses, yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penilaian, sumber dana dan sarana prasarana, penerapan pendidikan karakter sudah sesuai dengan amanat Perpres No 87 tahun 2017 dan Permendikbud no 20 tahun 2018. Penerapan Pendidikan Karakter di TK Mutiara Hati juga telah dievaluasi mengacu pada pedoman Penguatan Pendidikan Karakter pada Anak Usia Dini , Direktorat Pendidikan Anak Usia dini tahun 2019. TK Mutiara Hati memiliki program 18 sikap mulia yang terintegrasi di semua kegiatan sekolah melalui pembiasaan, kegiatan rutin, kegiatan belajar baik di dalam dan luar sekolah, pelibatan keluarga dan masyarakat. Dalam hal penilaian TK Mutiara Hati sudah memiliki rancangan penilaian yang detail untuk memotret pencapaian perkembangan siswa melalui enam domain berpikir afeksi, estetik, kognisi, bahasa, psikomotor dan social. Dari hasil observasi menggunakan rubrikasi sesuai pedoman penilaian PPK dan Pedoman penerapan PPK pada Anak Usia dini, diperoleh skor 3,4 . Skor tersebut berada pada rentang nilai 3,0 – 3,5 (B ) yaitu praksis (praktik) PPK di sekolah sudah menjadi pembiasaan. Namun sekolah perlu memberikan keseimbangan kepada warga sekolah terutama guru mengenai kebijakan pemerintah terkait PPK sehingga bisa memberikan konektivitas bahwa apa yang dilakukan sekolah sudah sejalan dengan program pemerintah dalam hal ini Pendidikan Penguatan Karakter. Pada komponen produk, yaitu terkait hasil dan dampak menunjukkan perolehan yang baik. Citra sekolah yang memiliki “concern” terhadap pembentukan karakter anak, menjadi kepercayaan orang tua dalam menitipakan buah hati di TK Mutiara Hati. Dari hasil wawancara dengan guru dan orang tua, anak anak menunjukkan perubahan prilaku yang progresif . Namun sekolah tidak boleh terlena tentang citra positif yang sudah dibangun ini, karena pembentukan karakter membutuhkan proses yang lama, konsisten bahkan seumur hidup.