Abstrak  Kembali
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh baik secara parsial maupun secara simultan budaya organisasi dan motivasi kerja terhadap kompetensi profesional pegawai di Polda Gorontalo. Hipotesis yang akan diuji kebenarannya adalah: 1) Terdapat pengaruh positif budaya organisasi terhadap kompetensi profesional pegawai di Polda Gorontalo, 2) Terdapat pengaruh positif motivasi kerja terhadap kompetensi profesional pegawai di Polda Gorontalo, dan 3) Terdapat pengaruh positif budaya organisasi dan motivasi kerja secara bersamasama terhadap kompetensi profesional pegawai di Polda Gorontalo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis dengan pendekatan survai. Populasi penelitiannya adalah sebanyak 110 Pegawai Negeri Sipil (PNS) Polda Gorontalo, sedangkan sampelnya adalah sebanyak 82 pegawai, yang diambil dengan teknik proportionate stratified random sampling (sampel berimbang). Instrumen untuk menjaring data variabel budaya organisasi, motivasi kerja, dan kompetensi profesional pegawai berbentuk kuesioner skala sikap dari Likert. Kuesioner tersebut digunakan untuk mengukur variabel budaya organisasi, motivasi kerja, dan kompetensi profesional pegawai. Secara berurutan koefisien reliabilitasnya (nilai alpha) masing-masing variabel adalah: 1) variable budaya organisasi = 0,913, 2) variabel motivasi kerja = 0,948, dan 3) variable kompetensi profesional pegawai = 0,948. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa: Pertama, secara parsial budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kompetensi professional pegawai di Polda Gorontalo, yang tercermin dari hasil analisis regresi parsial diperoleh nilai konstanta (a) = 13,012 dan koefisien regresi b1 = 0,811, berarti jika nilai X = 0 maka kompetensi profesional pegawai sebesar 13,012, tetapi, jika nilai budaya organisasi organisasi dinaikkan sampai nilai 10, maka kompetensi profesional pegawai menjadi 21,23. Dari hasil uji t diperoleh nilai thitung = 10,553 > ttabel = 1,665 dan nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05 yang digunakan dalam penelitian, sehingga Hipotesis Nol (Ho) ditolak dan Hipotesis Penelitian (Ha) diterima. Dengan demikian, disimpulkan bahwa Hipotesis Pertama yang menyatakan terdapat pengaruh positif budaya organisasi terhadap kompetensi profesional pegawai di Polda Gorontalo diterima dan teruji oleh data. Kedua, secara parsial motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kompetensi profesional pegawai di Polda Gorontalo, yang tercermin dari hasil analisis regresi parsial diperoleh nilai konstanta (a) = 13,012 dan koefisien regresi b2 = 0,317, berarti jika nilai X = 0 maka kompetensi profesional pegawai sebesar 13,012, tetapi, jika nilai motivasi kerja dinaikkan sampai nilai 10, maka kompetensi profesional pegawai menjadi 14,382. Dari hasil uji t diperoleh nilai thitung = 2,130 > ttabel = 1,665 dan nilai signifikansi sebesar 0,036 lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05 yang digunakan dalam penelitian, sehingga Hipotesis Nol (Ho) ditolak dan Hipotesis Penelitian (Ha) diterima. Dengan demikian, disimpulkan bahwa Hipotesis Kedua yang menyatakan terdapat pengaruh positif motivasi kerja terhadap kompetensi profesional pegawai di Polda Gorontalo diterima dan teruji oleh data. Ketiga, budaya organisasi dan motivasi kerja secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap kompetensi profesional pegawai di Polda Gorontalo, yang ditunjukkan oleh nilai Fhitung = 65,910 > Ftabel = 2,621 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 < 0,05, dan didukung oleh nilai Adjusted R Square sebesar 0,616, yang berarti 61,60% variasi yang terjadi pada variabel kompetensi professional pegawai di Polda Gorontalo dijelaskan oleh variabel budaya organisasi dan variable motivasi kerja, sedangkan sisanya sebesar 38,40% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam model. Dengan demikian, Hipotesis Ketiga, yang menyatakan terdapat pengaruh positif budaya organisasi dan motivasi kerja secara bersama-sama terhadap kompetensi profesional pegawai di Polda Gorontalo diterima dan teruji oleh data. Impilikasi dari hasil penelitian di atas adalah : 1) Budaya organisasi merupakan salah satu di antara penentu kompetensi profesional pegawai maka Polda Gorontalo perlu meningkatkan kemampuan intelektual, emosi, sikap, membangun arah dan strategi yang membentuk budaya dan etos kerja yang mampu membangkitkan hati nurani pegawai untuk terus melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. 2) Motivasi kerja pegawai erat kaitannya dengan performansi seseorang, dan performansi erat kaitannya dengan kompetensi profesi pegawai. Oleh karena itu, perlunya memberikan ruang kepada pegawai untuk menunjukkan aktualisasi dirinya, memberikan penghargaan yang layak sesuai dengan prestasi kerjanya, dan memberikan tunjangan-tunjangan yang diperlukan bagi diri pegawai maupun keluarganya, agar pegawai dapat bekerja dengan tenang, tanpa memikirkan urusan di luar pekerjaan, serta memberikan kesempatan kepada semua pegawai untuk mengembangkan pengetahuan, kemampuan, dan perilakunya. 3) Kompetensi profesional pegawai sangat erat kaitannya dengan penguasaan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan menjalanankan tugas dan fungsinya, serta perilaku kerja yang sesuai dengan norma-norma sosial yang berlaku. Dengan demikian, diperlukan peran sentral dari institusi maupun atasan langsung yang dapat menjembatani keinginan dan kemauan pegawai meningkatkan kompetensi sesuai dengan profesi dalam bidangnya.