Abstrak  Kembali
World Health Organization (WHO) pada tahun 2018 menyebutkan bahwa lebih dari 1,5 miliar orang atau 24% dari populasi dunia terinfeksi oleh Soil Transmitted Helminth (STH). Prevalensi kecacingan di Indonesia pada umumnya masih sangat tinggi, terutama pada golongan penduduk yang kurang mampu, dengan sanitasi yang buruk. Prevalensi kecacingan di Indonesia bervariasi antara 2,5% - 62%. Kasus kecacingan menurut Kabupaten/Kota di Banten yang tertinggi adalah Kabupaten Lebak (63,4%). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor – faktor yang berhubungan dengan kejadian kecacingan pada balita di Desa Karangkamulyan Kecamatan Cihara Kabupaten Lebak Tahun 2020. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain cross sectional dan menggunakan teknik sampling random sampling dengan besar sampel sebanyak 212 balita yang dilakukan pada bulan Agustus – September 2020. Hasil penelitian didapatkan hubungan yang signifikan yaitu pendidikan ibu (pvalue=0,010), pengetahuan penyebab kecacingan (pvalue=0,019), kebiasaan BABs (pvalue=0,000), kebiasaan konsumsi lalapan (pvalue=0,027) dan kepemilikan jamban (pvalue=0,000), sumber air minum (pvalue=0,013) terhadap kejadian kecacingan pada balita di Desa Karangmulyan Tahun 2020.