ABSTRAK SUSI SRI MULYAWATI: NIM: 0608036279. Hubungan Komunikasi Antarpersonal Dan Lingkungan Kerja Dengan Motivasi Kerja Guru Dalam Melaksanakan Tugas Di SMA Negeri 4 Kota Sukabumi. Tesis. Jakarta. Program Studi Magister Administrasi Pendidikan. Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA. 2012. Penelitian bertujuan untuk menganalisis dan mengkaji hubungan antara komunikasi antarpersonal dan lingkungan kerja dengan motivasi kerja guru di SMA Negeri 4 Kota Sukabumi dengan jumlah sample 65 orang guru. Hipotesis penelitian adalah: 1) terdapat hubungan antara komunikasi antarpersonal dan motivasi kerja guru, 2) terdapat hubungan antara lingkungan kerja dan motivasi kerja guru, 3) terdapat hubungan antara komunikasi antarpersonal dan lingkungan kerja secara bersama-sama dan motivasi kerja guru Penelitian menggunakan metode survey dengan pendekatan deskriptif. Dalam penelitian ini telah diuji validitas dan reliabilitasnya dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach. Teknik analisis yang digunakan adalah uji regresi dan korelasi sederhana dan ganda pada taraf signifikansi ? = 0,05. Hasil penelitian menyimpulkan: Pertama, terdapat hubungan positif dan signifikan antara komunikasi antarpersonal dengan motivasi kerja guru dengan koefesien korelasi (ry1 ) sebesar 0,3716. Adapun kontribusi komunikasi antarpersonal terhadap motivasi kerja guru adalah 13,81 %. Sementara itu, perolehan thitung sebesar 8,7374 > ttabel = 1,999 menyatakan tingkat signifikansi hubungan antara variable komunikasi antarpersonal dengan motivasi kerja guru kuat. Hasil uji regresi dan korelasi linear sederhana diperoleh persamaan regresi ? = 37,35 + 0,49 X1. Hal ini memiliki arti bahwa kenaikan satu skor variabel komunikasi antarpersonal akan meningkatkan motivasi kerja guru sebesar 0,49 skor. Hasil Fhit = 10,09 >1,84 = Ftab memiliki pengertian bahwa pengaruh komunikasi antarpersonal terhadap motivasi kerja guru sangat signifikan. Kedua, terdapat hubungan positif dan signifikan antara lingkungan kerja dengan motivasi kerja guru dengan koefesien korelasi (ry2) sebesar 0,4327 skor. Kontribusi lingkungan kerja terhadap motivasi kerja guru adalah 18,72 %. Sementara itu, perolehan thitung sebesar 8,623 > ttabel = 1,999 menyatakan tingkat signifikansi hubungan antara variabel lingkungan kerja dengan motivasi kerja guru kuat. Hasil uji regresi dan korelasi linear sederhana diperoleh persamaan regresi ? = 44,88 + 0,44 X2. Hal ini memiliki arti bahwa kenaikan satu skor variabel komunikasi antarpersonal akan meningkatkan motivasi kerja guru sebesar 0,44. Hasil Fhit = 14,51 >1,93 = Ftab memiliki pengertian bahwa pengaruh komunikasi antarpersonal terhadap motivasi kerja guru sangat signifikan. Ketiga, terdapat hubungan positif dan signifikan antara komunikasi antarpersonal dan lingkungan kerja dengan motivasi kerja guru dengan koefesien korelasi (Ry.12 ) sebesar 0,5198. Kontribusi komunikasi antarpersonal dan lingkungan kerja terhadap motivasi kerja guru adalah 27,02 %. Sementara itu, perolehan Fhitung sebesar 11,55 > ttabel = 3,15 menyatakan tingkat signifikansi hubungan antara variabel komunikasi antarpersonal dan lingkungan kerja dengan motivasi kerja guru sangat kuat. Hasil uji regresi dan korelasi linear ganda diperoleh persamaan regresi ? = 22,39 + 0,37 X1 + 0,39 X2. Hal ini memiliki arti bahwa kenaikan satu skor variable komunikasi antarpersonal dan lingkungan kerja akan meningkatkan motivasi kerja guru sebesar 0,37 skor oleh komunikasi antarpersonal dan 0,39 skor oleh lingkungan kerja. Hasil Fhit = 11,48 >3,15 = Ftab memiliki pengertian bahwa pengaruh komunikasi antarpersonal dan lingkungan kerja terhadap motivasi kerja guru sangat signifikan. Dari hasil penelitian di atas, Kepala Sekolah sebagai manajer diharapkan dapat menjadi motor paling depan dalam meningkatkan dan menjalin komunikasi antarpersonal diantara civitas akademika yang ada. Karena program ini sangat baik dalam meningkatkan motivasi kerja guru, maka sebagai orang nomor satu, Kepala Sekolah hendaknya dapat menuntun dan membina para guru dan stafnya dalam merealisasikan kegiatan ini.
|