Data organisasi kesehatan dunia (WHO) menunjukkan hampir 88% dari seluruh pengguna komputer mengalami Computer Vision Syndrome (CVS), yaitu suatu kondisi yang terjadi karena terlalu lama memfokuskan mata ke layar komputer lebih dari empat (4) jam sehari (Permana, 2015). Berdasarkan data diagnosa pasien Tahun 2018 di Ciputra SMG Eye Clinic terlihat data diagnosa pasien dengan Astenopia sebanyak 23,3%, dry eye 20,9% dan hipertensi okuli 3,2% yang merupakan keluhan dari Computer Vision Sindrome (CVS).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor risiko Keluhan Computer Vision Syndrome (CVS) Pada Pasien Poli Ciputra SMG Eye Clinic. Penelitian ini menggunakan analitik kuantitatif dengan metode cross sectional dilengkapi kualitatif. Penelitian dilakukan pada Januari 2018 sampai Maret 2019, 306 responden pasien poli yang berobat di Ciputra SMG Eye Clinic dari bulan Januari 2018 sampai Maret 2019.
Terdapat hubungan yang bermakna antara Keluhan Computer Vision Syndrome (CVS) dengan Jenis Kelamin (p 0,000), Usia (p 0,004), penggunaan kacamata (p 0,007), penggunaan lensa kontak (p 0,003), durasi paparan layar (p 0,000). Faktor yang paling dominan adalah durasi paparan layar yang tidak sesuai memiliki peluang 7,222 kali lebih berisiko menyebabkan Keluhan Computer Vision Syndrome (CVS) pada pasien poli setelah dikontrol variabel jenis kelamin, usia, dan penggunaan kacamata.
Durasi penggunaan komputer/gatged terlalu lama dimana penggunaan tersebut karena tuntutan kerja maupun kebiasaan tanpa istirahat yang didukung penggunaan ukuran kacamata tidak sesuai yang membuat mata memaksa untuk melihat objek sehingga lebih cepat terasa lelah, didukung oleh posisi yang tidak tepat seperti tiduran dan kebiasaan ditempat yang gelap.
|