Abstrak  Kembali
Tesis ini bertujuan untuk mengungkapkan dan mengetahui pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja pegawai, pengaruh kecerdasan emosional terhadap kinerja pegawai, dan pengaruh kepemimpinan terhadap kecerdasan emosional. Metode yang digunakan dalam penelitian deskriptif ini dengan pendekatan kuantitatif, metode survei, kuisioner dan teknik analisis jalur. Jumlah responden yang terlibat adalah 198 orang menjawab 64 pertanyaan yang terdiri dari 25 tentang kepemimpinan, 18 tentang kecerdasan emosional dan 21 tentang kinerja pegawai dengan skala likert. Hasil analisis korelasi diperoleh r13 = 0.411, r23=0.524 dan r12 = 0.410 sedangkan hasil analisis jalur diperoleh ρ21 = 0,410, ρ31 = 0,427 dan ρ32 = 0,238. Hasil pengujian hipotesis adalah terdapat pengaruh langsung Kepemimpinan (X1) terhadap Kinerja Pegawai (X3) besarnya pengaruh adalah 41%, Kecerdasan Emosional (X2) berpengaruh langsung terhadap Kinerja Pegawai (X3) besarnya pengaruh 24% dan Kepemimpinan (X1) berpengaruh langsung terhadap Kecerdasan Emosional (X2) dengan besaran 41%. Dalam kepemimpinan yang memiliki nilai skala Likert tertinggi yaitu pada indikator pimpinan memberi promosi jabatan ketika pegawai mencapai sasaran. Nilai skala Likert terendah pada indikator pimpinan yang belum melibatkan pegawainya untuk memutuskan cara dalam melakukan pekerjaan. Seharusnya pimpinan memberikan kesempatan pegawainya untuk berkontribusi lebih dalam rangka peningkatan kinerja instansi. Dalam hal kecerdasan emosional yang memiliki skor tinggi adalah indikator kekuatan diri dan sikap optimis pegawai. Pegawai untuk tetap menjaga sikap optimis dalam menghadapi setiap pekerjaan. Kecerdasan emosional indikator yang skor nya rendah adalah tampil beda dari pegawai lain, masih ada pegawai yang belum berani tampil beda dari pegawai lainnya. Walaupun tidak menutup kemungkinan mereka memiliki kompetensi dan kinerja yang baik. Di dapati juga skor tinggi di kinerja adalah pegawai merasa bangga dan bertanggung jawab bekerja di Inspektorat Jenderal Kementerian Agama. Hal ini dapat dilihat pada lamanya masa kerja yang ada Inspektorat Kementerian Agama. Adapun skor yang terendah di kinerja pegawai adalah indikator pegawai proaktif dalam mencari tata kerja baru yang dianggap lebih efektif dan efisien dalam menyesaikan pekerjaan dan pegawai memiliki cara tersendiri yang diperbolehkan instansi untuk menyelesaikan pekerjaan. Skor terendah yang lain di kinerja pegawai adalah indikator pegawai yang indisipliner masih diatas 5%.