Abstrak  Kembali
Tesis ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual remaja di SMA “X” Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2019. Desain penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional dengan responden adalah siswa-siswi kelas X, XI dan XII dari SMA “X” Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah sejumlah 275 responden. Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2019. Analisis data menggunakan analisis univariat, analisis bivariat dan analisis multivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase perilaku seksual remaja beresiko di SMA “X” Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah sebanyak 55,6%. Variabel yang mempunyai hubungan bermakna dengan perilaku seksual adalah jenis kelamin memiliki hubungan signifikan dengan nilai p value=0,000 dan nilai OR=2,640, usia pubertas memiliki hubungan signifikan dengan nilai p value=0,001 dan nilai OR=2,399, pengetahuan memiliki hubungan signifikan dengan nilai p value=0,004 dan nilai OR=2,091, sikap memiliki hubungan signifikan dengan nilai p value=0,016 dan nilai OR=1,873, komunikasi dengan orang tua memiliki hubungan signifikan dengan nilai p value=0,000 dan nilai OR= 3,567, komunikasi dengan teman sebaya memiliki hubungan signifikan dengan nilai p value=0,000 dan nilai OR=6,650, komunikasi dengan guru BP memiliki hubungan signifikan dengan nilai p value=0,000 dan nilai OR=3,191 dan paparan media memiliki hubungan signifikan dengan nilai p value=0,000 dan nilai OR=21,636. Variabel yang paling dominan berhubungan dengan perilaku seksual adalah paparan media dengan nilai OR 12,224 artinya remaja yang terpapar media memiliki peluang lebih beresiko terhadap perilaku seksual sebesar 12,224 kali lebih tinggi dibandingkan dengan responden yang tidak terpapar media. Sedangkan variabel jenis kelamin, komunikasi dengan orang tua dan komunikasi dengan guru BP merupakan variabel confounding. Implikasi dalam penelitian ini adalah kurangnya pemahaman siswa-siswi terhadap perilaku seksual beresiko, sehingga banyak siswa dan siswi melakukan tindakan yang beresiko terhadap perilaku seksual seperti berpacaran dengan melakuakn hubungan seks, berciuman, berpelukan, petting dan lainnya. Maka perlu dilakukan pendekatan seperti penyuluhan dan seminar tentang bahaya seks dan kekerasan seksual