Abstrak  Kembali
Lingkungan asap rokok adalah penyebab berbagai penyakit. Dampak negatif rokok juga memberikan ancaman bagi lingkungan sekitar khususnya untuk perokok pasif atau “second hand smoke”. Pada tahun 2011 Global Youth Tobacco Survey (GYTS) menyatakan Indonesia menduduki peringkat ke 2 sebagai negara perokok terbesar di dunia. Banyaknya jumlah perokok di Indonesia meningkatkan angka kematian akibat rokok, pada tahun 2016 kematian akibat rokok didunia adalah sebanyak 7,21 juta jiwa dimana 883.930 – nya merupakan perokok pasif (Our World in Data, 2017). Di Indonesia kematian akibat merokok pada pada tahun 2016 adalah sebanyak 193.876 jiwa dan perokok pasif sebanyak 33.970 jiwa (Our World in Data, 2017). Tesis ini bertujuan untuk mengetahui gambaran ukuran perilaku merokok pada tatanan rumah tangga di RW 005 Kelurahan Parigi Baru wilayah kerja Puskesmas Parigi Kota Tangerang Selatan Tahun 2019. Jenis pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus didukung dengan kuantitatif sederhana. Penelitian ini dilakukan pada bulan April – Juni 2019 denga 18 responden kualitatif dan 217 responden kuantiatif sederhana dengan menggunakan tekhinik wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kesadaran dan kemauan kepala keluarga diwilayah penelitian masih rendah untuk menciptkan rumah bebas asap rokok dan berhenti merokok secara total. Persepsi baik mengenai kerentanan, keparahan penyakit, ancaman bahaya rokok serta manfaat berhenti berhenti merokok belum mampu untuk mebangun kesadaran dan kemauan kepala keluarga untuk menciptakan rumah bebas asap rokok dan berhenti merokok secara total. Persepsi hambatan dalam proses berhenti merokok menjadi salah satu faktor penghambat proses berhenti merokok, sedangkan efikasi diri yang rendah akan keberhasilan berhenti merokok merupakan faktor utama kegagalan. Umur, jenis kelamin, suku dan budaya, sosial ekonomi, dan pengetahuan memiliki hubungan dengan persepsi kepala keluarga namun belum mampu untuk merubah perilaku informan. Keinginan yang kuat dan lingkungan yang mendukung untuk berhenti merokok menjadi poin penting dalam keberhasilan berhenti merokok. Diharapkan pemerintah dapat membuat kebijakan mengenai pembatasan rokok terutama akses kemudahan mendapatkan rokok. Petugas kesehatan dapat melakukan pendekatan, edukasi, motivasi, serta evaluasi terhadap masyarakat dalam menciptakan rumah bebas asap rokok dan menerapkan pola hidup sehat dikehidupan sehari – hari.