Di Indonesia, setiap tahun melalui kegiatan surveilans dilaporkan lebih dari 11.000 kasus suspek campak, dan hasil konfirmasi laboratorium menunjukkan 12–39% di antaranya adalah campak (laboratorium confirmed) sedangkan 16–43% adalah rubella. Mengingat besarnya perkiraan beban penyakit rubella dan tersedianya vaksin kombinasi Measles-Rubella, maka diputuskan untuk mengganti vaksin Measles dengan vaksin kombinasi Measles-Rubella. Berdasarkan realisasi imunisasi MR yang dilaksanakan pada bulan Agustus-November 2018 di Kota Pontianak hanya mencapai 33,58% dari 95% target cakupan imunisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan determinan dengan status imunisasi MR di Kota Pontianak. Penelitian ini menggunakan analitik kuantitatif dengan metode cross sectional dilengkapi kualitatif. Penelitian dilakukan pada Maret-Mei 2019, 313 responden ibu yang memiliki anak usia 9 bulan-15 tahun dengan teknik pengambilan sampel proportionate stratified random sampling. Terdapat hubungan yang bermakna antara status imunisasi MR dengan pendidikan ibu (p:0,001), pendidikan suami (p:0,030), pengetahuan ibu (p:0,004), sosial ekonomi (p:0,002), persepsi kerentanan (p:0,002), persepsi keparahan (p:0,000), persepsi manfaat (p:0,000), persepsi hambatan, (p:0,001), ketersediaan sarana (p:0,046), dukungan keluarga (p:0,014), sikap petugas kesehatan (p:0,000), dan isyarat untuk bertindak (p:0,000). Variabel sikap petugas kesehatan paling dominan terhadap status imunisasi MR dengan OR 10,69. Petugas kesehatan terus melakukan pembenahan dalam meningkatkan program imunisasi MR ini, terus meningkatkan promosi kesehatan untuk mengubah pandangan negative masyarakat seputar imunisasi MR baik secara media sosial, maupun elektronik.
|